Berau (pilar.id) – Demi menjaga kondisi lingkungan, sekaligus menjaga kelestarian alam yang ada di Kabupaten Berau, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan restorasi lahan tambak udang di daerah tersebut.
Program yang dilaksanakan bersama Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) ini, diharapkan juga akan mampu meningkatkan produktivitas tambak udang yang ada di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur.
Setidaknya, ada total 10 hektar lahan tambak udang yang telah direstorasi. Dari total lahan tersebut, 8 hektar diantaranya ditanami dengan mangrove dan hanya 2 hektar saja yang maish difungsikan sebagi tambak udang.
Menurut keterangan tertulis dari Peneliti Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3) KKP Taruna Mulia, Sabtu (9/4/2022) restorasi ini juga berfungsi untuk meningkatkan jumlah pakan lami dari udang itu sendiri.
Karakteristik umum tambak air payau di Kabupaten Berau adalah untuk budi daya bandeng dan udang windu, sedangkan permasalahan yang dihadapi adalah kualitas benih rendah, manajemen kualitas air, tanah tambak yang belum sesuai, dan penggunaan pestisida yang tidak terkontrol.
Melalui pendekatan budi daya udang ramah lingkungan dengan pola Shrimp-Carbon Aquaculture (Secure), pihaknya mengatasi lewat perbaikan desain dan konstruksi tambak, manajemen kualitas lingkungan, serta penyesuaian teknologi budi daya.
Dari pola yang berhasil ini pun, ke depan akan difungsikan sebagai tambak Secure demplot pembelajaran, mendiseminasikan pengalaman melalui program sekolah lapang, termasuk pendampingan pengembangan kelompok dan usaha.
Penerapan pola Secure dimaksudkan untuk mendukung budi daya udang ramah lingkungan dalam ekosistem mangrove di Kabupaten Berau, karena Berau memiliki ekosistem mangrove terluas di Provinsi Kaltim.
Namun, pembukaan tambak udang yang tidak terencana menjadi pendorong utama deforestasi mangrove di wilayah ini, termasuk alih fungsi lain di luar tambak.
Perubahan alih fungsi lahan mangrove ini dapat menimbulkan dampak negatif bagi ekosistem, sekaligus mengancam sumber penghidupan masyarakat pesisir.
“Untuk mengatasi ini, YKAN bersama BRPBAP3 KKP memperkenalkan pendekatan Secure di Berau sejak tahun 2020 dengan lokasi percontohan di Kampung Pegat Batumbuk dan Kampung Tabalar Muara,” kata Direktur Program Kelautan YKAN Muhammad Ilman.
Senada dengan Taruna Mulia, Ilman juga mengatakan bahwa melalui program Secure, saat ini telah direstorasi 10 ha tambak udang aktif menjadi 2 ha tambak udang.
Sementara areal sisanya yang seluas 8 ha digunakan sebagai areal restorasi mangrove guna mendukung pakan alami untuk udang dan ikan, sekaligus untuk mengurangi emisi karbon.
“Program tambak Secure dilakukan dengan mendesain ulang tambak udang ke ukuran yang lebih kecil dan menggabungkan dengan restorasi hidrologi mangrove, sehingga melalui ini dapat berproduksi secara berkelanjutan,” ujar Ilman. (fat/antara)