Surabaya (pilar.id) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa melarang adanya konvoi di malam tahun baru.
Dikhawatirkan jika ada konvoi tahun baru nantinya berpotensi menimbulkan kejadian yang tidak diinginkan.
Keputusan larangan konvoi ini berdasarkan hasil Rakor Pengamanan Libur Nataru di Polda Jatim pada 21 Desember 2022.
Pihaknya akan melakukan penyekatan agar tidak terjadi konvoi.
Selain pelarangan konvoi antarkota, pihaknya juga akan membatasi kerumunan dan waktu perayaan malam tahun baru.
“Akan dilakukan penyekatan di beberapa titik ke arah Surabaya. Ini menghindarkan kerumunan konvoi antarkota, yang dikhawatirkan menimbulkan hal yang tidak kita inginkan,” kata Khofifah kepada wartawan usai menghadiri acara Fatayat NU di Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya, Selasa (27/12/2022) malam dikutip dari beritajatim.com.
“Kegiatan pergantian tahun juga dibatasi, tidak bisa terlalu pagi dan padat. Itu nanti tim dari Polda Jatim yang melakukan assesment, konser apa, sampai jam berapa, berapa banyak kapasitas di dalam gedungnya,” sambungnya.
Ada beberapa titik penyekatan yang dikoordinasikan dengan Polda Jatim bersama Kodam V/Brawijaya dan Satpol PP Provinsi Jatim.
Tak hanya konvoi, masyarakat yang merayakan tahun baru juga diminta tetap menerapkan protokol kesehatan.
Perayaan malam Tahun Baru 2023 di Gedung Negara Grahadi Surabaya yang biasanya dihadiri Forkopimda Jatim untuk tahun ini juga ditiadakan.
Adapun alasannya lantaran di malam pergantian tahun berpotensi terjadi hujan sehingga lokasi dan waktu acara dialihkan.
Selain itu, kegiatan Forkopimda Jatim tahun ini dilaksanakan usai waktu Ashar agar tidak terlalu malam.
“Bukan di Grahadi, karena khawatirnya hujan. Kalau di Grahadi kan kapasitasnya sedikit. Kita ada sholawat bersama. Kita pusatkan di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya. Itupun kita ambil sore, bukan malam. Insya Allah selesai Salat Ashar langsung kita mulai selawat bersama menyambut Tahun Baru 2023,” terang Khofifah. (ade)