Surabaya (pilar.id) – Komunitas Ilustrasi Idiom berhasil menyita perhatian mahasiswa Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya dengan menampilkan demo melukis langsung dalam acara Prime Time 2025 bertajuk Prologue.
Acara ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Desain Komunikasi Visual (Himavistra) UK Petra Surabaya di Gedung Q, Kampus UK Petra Surabaya.
Para pelukis dari komunitas ini menghadirkan seni yang dapat dirasakan, didekati, dan dipelajari langsung oleh para mahasiswa.
Ketua Komunitas Ilustrasi Idiom, Roman Chuza, menjelaskan bahwa kehadiran mereka di Prime Time 2025 bukan sekadar untuk unjuk karya, tetapi juga membangun jembatan antara seniman dan generasi muda.
“Seni itu bukan sesuatu yang eksklusif, bukan milik segelintir orang. Ia harus diwariskan, terutama kepada generasi muda,” ujar Roman, Sabtu (8/3/2025).
Roman bersama tiga rekan pelukis lainnya, yaitu Ridwan SS, Nining Zaro, dan Buggy Budijanto, ingin menunjukkan bahwa seni bukan hanya tentang hasil akhir, melainkan sebuah perjalanan yang terus berkembang, terutama di era digital seperti sekarang.
“Seni itu bukan hanya ada di kanvas atau galeri, tapi juga di dalam diri kita,” tambah Roman, yang juga merupakan putra dari pelukis kondang asal Surabaya, almarhum Achmad Chusnul.
Salah satu momen menarik dalam acara ini adalah ketika Roman melakukan body painting dengan melukis wajah salah satu mahasiswa UK Petra Surabaya.
Ia menekankan bahwa seni harus terus berkembang dan tidak boleh tertinggal oleh perkembangan teknologi.
“Kita tidak bisa menutup mata terhadap perkembangan teknologi. Kalau kita abaikan itu, kita hanya akan tertinggal,” tegasnya.
Roman juga menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan antara seni tradisional dan digital. Menurutnya, seni harus mampu mengikuti zaman tanpa kehilangan esensi dan jiwanya.
“Teknologi bukan berarti meninggalkan akar seni tradisional. Ada keseimbangan yang perlu dijaga,” jelasnya.
Demo melukis yang dilakukan Komunitas Ilustrasi Idiom di Prime Time 2025 bukan sekadar pertunjukan keterampilan. Lebih dari itu, mereka ingin menyampaikan pesan bahwa seni harus diwariskan, dikembangkan, dan tetap hidup dalam setiap generasi.
“Yang paling penting dalam seni adalah kebersamaan. Tanpa itu, seni hanya akan menjadi kenangan,” pungkas Roman.
Acara Prime Time 2025 yang diselenggarakan oleh Himavistra UK Petra Surabaya ini menghadirkan berbagai kegiatan, seperti workshop, talkshow, dan pameran.
Melalui rangkaian acara ini, diharapkan para mahasiswa dapat membangun jaringan luas dengan berbagai pihak dari berbagai kalangan masyarakat setelah lulus nanti. (ret/hdl)