Mojokerto (pilarid) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri Temu Lapang dan meresmikan Program Manajemen Tanaman Sehat (MTS) di Desa Ngarjo, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto, pada Kamis (7/9). Dalam upaya untuk meningkatkan produk pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, program ini mengusung strategi Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) melalui pengelolaan ekosistem pertanian secara komprehensif dan berkelanjutan.
Pencanangan MTS ini menjadi langkah awal dalam penerapan program yang bertujuan untuk meminimalisir penggunaan pupuk kimia hingga 50 persen. Gubernur Khofifah mengatakan bahwa hasil positif telah diperoleh dari program ini, dengan lahan seluas 25 hektar yang telah memproduksi padi jenis Inpari 32 yang siap untuk panen.
“Program ini bisa menjadi referensi bagi daerah-daerah lain dan provinsi-provinsi di Indonesia. Tugas pemerintah kabupaten dan desa sangat penting dalam penerapan MTS,” kata Gubernur Khofifah.
Program MTS mengintegrasikan berbagai komponen pertanian, termasuk perencanaan tanaman, penggunaan pupuk organik, pengolahan tanah yang baik, benih berkualitas, pengelolaan air, pelestarian musuh alami seperti predator, parasitoid, dan agen antagonis, serta pengamatan dan pengendalian OPT.
Khofifah juga menekankan bahwa program MTS merupakan solusi nyata untuk mengurangi ketergantungan petani pada pupuk dan pestisida kimia, terutama dengan semakin berkurangnya ketersediaan pupuk bersubsidi. Penggunaan berlebihan bahan kimia juga dapat merusak kualitas tanah pertanian seiring berjalannya waktu.
Selain itu, Gubernur Khofifah memuji upaya Kelompok Tani Sri Rejeki yang telah menjalankan program ini dengan tekun. Mereka telah berhasil memanen padi jenis Inpari 32 dan juga menanam tanaman hias sebagai refugia, yang membantu dalam pengendalian OPT. Tanaman hias seperti bunga krisan, bunga kertas, bunga pacar air, marigold, dan celocia dipilih sebagai refugia.
Selama satu musim tanam, petani di Desa Ngarjo telah berhasil mengendalikan serangan OPT hingga 80 persen. Hasil ini mencerminkan potensi besar program MTS dalam meningkatkan produktivitas pertanian dan ekonomi masyarakat.
Panen padi dan melon organik
Gubernur Khofifah juga secara aktif terlibat dalam panen padi dan memanen melon organik di lokasi. Dia menyatakan harapannya agar program MTS ini dapat diperluas dan diterapkan secara lebih luas di berbagai daerah di Mojokerto dan Jawa Timur secara keseluruhan.
Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati, melihat potensi besar dalam program MTS ini dalam mengembangkan desa sebagai destinasi wisata pertanian. Dia berharap Desa Ngarjo bisa menjadi desa wisata yang fokus pada bidang pertanian, mengambil manfaat dari estetika dan peluang ekonomi yang ditawarkan oleh pertanian yang sehat dan berkelanjutan.
Ketua Kelompok Tani Sri Rejeki, Muchsin, mengakui bahwa perjalanan mereka untuk mendapatkan program MTS ini tidaklah mudah, tetapi hasilnya sangat berharga. Mereka memahami pentingnya ketelatenan dan kesabaran dalam menerapkan program ini.
Program Manajemen Tanaman Sehat ini memang memerlukan upaya dan komitmen, tetapi hasilnya dapat meningkatkan produktivitas pertanian secara alami dan berkelanjutan. Dengan semangat dan dukungan, program ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi petani dan masyarakat setempat. (tok/hdl)