Jakarta (pilar.id) – Eka Savitri, seorang analis dari BRI Danareksa Sekuritas, memproyeksikan pertumbuhan laba bersih PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI (BBNI) sebesar 19,2 persen year on year (yoy) menjadi mencapai Rp21,8 triliun pada tahun 2023.
“Pertumbuhan laba bersih BBNI diprediksi mencapai 19,2 persen (yoy) menjadi Rp21,8 triliun tahun ini,” ujar Eka dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (31/7/2023).
Eka menjelaskan bahwa proyeksi kinerja ini didasarkan atas ekspektasi pertumbuhan kredit perseroan sebesar 8,8 persen (yoy) pada 2023, dengan net interest margin (NIM) diprediksi terjaga di kisaran 4,8 persen dan pertumbuhan belanja operasional sebesar 7,5 persen.
Perkiraan target laba bersih ini juga didasarkan pada ekspektasi biaya kredit yang hanya sebesar 149 basis poin (bps) pada tahun ini, yang lebih rendah dibandingkan realisasi tahun lalu yang mencapai 187 bps.
Dengan fokus BNI untuk melakukan ekspansi kredit ke segmen korporasi, BRI Danareksa Sekuritas telah merevisi target harga saham BBNI dari Rp11.500 per saham menjadi Rp12.000 per saham, sambil tetap memberikan rekomendasi “beli”.
“Target tersebut juga mengimplikasikan perkiraan PBV tahun 2024 sekitar 1,4 kali,” tambah Eka.
Sebagai analis lainnya, Samuel Sekuritas juga memberikan proyeksi positif untuk BNI. Analis mereka, Brandon Boedhiman, memproyeksikan bahwa BNI akan mampu mempertahankan peningkatan kualitas sistem manajemen risiko, terutama untuk sektor wholesale, yang berdampak pada perbaikan kualitas aset di masa depan.
“Fokus ini mendorong kami untuk mempertahankan rekomendasi beli saham BBNI dengan target harga Rp12.700 per saham. Target harga tersebut menyiratkan perkiraan PBV tahun ini sekitar 1,3 kali,” ujar Brandon.
BNI telah mencatat pertumbuhan laba bersih yang sesuai dengan ekspektasi Samuel Sekuritas pada semester I 2023, yang mencapai 47,1 persen dari target laba bersih pada tahun ini.
Pertumbuhan laba bersih BNI didorong oleh beberapa faktor, termasuk peningkatan pendapatan bunga bersih atau NII sebesar 5,1 persen. Dengan pertumbuhan kredit yang diperkirakan mencapai 7 hingga 9 persen (yoy) sepanjang tahun 2023, BNI telah berhasil menjaga kredit dalam kondisi aman.
“Penguatan kualitas aset juga akan berimbas pada margin bunga bersih (NIM) yang diprediksi mencapai 4,6 persen dan biaya kredit (CoC) diproyeksikan turun jauh menjadi 1,5 persen pada 2023 ini,” lanjut Brandon.
Dengan proyeksi yang semakin positif, Samuel Sekuritas memperkirakan laba bersih BNI akan terus meningkat, mencapai Rp21,86 triliun pada tahun 2023, meningkat dari Rp18,31 triliun pada tahun 2022.
Sementara itu, analis RHB Sekuritas Indonesia, David Chong, juga memberikan rekomendasi “beli” saham BBNI dengan target harga Rp11.700 per saham.
Rekomendasi tersebut mencerminkan perkiraan kenaikan laba bersih menjadi Rp23,64 triliun pada tahun 2023, yang kembali diharapkan meningkat menjadi Rp26,01 triliun pada tahun 2024. (hdl)