Jakarta (pilar.id) – Masalah sampah plastik yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia terus menjadi perhatian, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di dunia. Salah satu penyumbangnya adalah penggunaan plastik dalam kemasan saat berbelanja daring atau online.
Terlebih, sejak merebaknya pandemi Covid-19, aktivitas belanja daring mengalami peningkatan signifikan. Bahkan setelah pandemi reda, masyarakat tetap beralih ke belanja online karena kemudahan transaksi yang ditawarkan.
Namun, lonjakan aktivitas belanja online ini juga membawa potensi dampak negatif terhadap lingkungan, sehingga kerja sama untuk mendorong aktivitas belanja yang lebih berwawasan lingkungan menjadi semakin penting.
Archipelagic and Island States (AIS) Forum, dalam kemitraannya dengan Lazada Indonesia, berupaya mengurangi penggunaan plastik dalam kemasan paket.
Langkah ini merupakan bagian dari komitmen bersama untuk menuju era baru dalam aktivitas belanja daring yang lebih peduli lingkungan. Upaya ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran pelaku e-commerce mengenai dampak sampah plastik sekali pakai.
Ferry Kusnowo, Direktur Eksekutif Lazada Indonesia, mengakui pentingnya menjalankan bisnis dengan pendekatan ramah lingkungan untuk mendukung keberlanjutan alam Indonesia.
“Setelah melakukan sejumlah inisiatif yang lebih ramah lingkungan dalam operasional kami, kami ingin mendorong para penjual di Lazada untuk mengadopsi prinsip berkelanjutan, termasuk dalam penggunaan kemasan paket yang lebih ramah lingkungan,” ujarnya, Jumat (11/2023) lalu.
Sementara Riny Modaso, Kepala Sekretariat AIS Forum, menggarisbawahi pentingnya penanganan sampah plastik sekali pakai sebagai tanggung jawab bersama.
“Sampah plastik sekali pakai adalah isu yang membutuhkan kerja kolektif. Solusinya pun harus melibatkan partisipasi kita bersama. AIS Forum ingin mengajak semua pihak untuk menguatkan komitmen terhadap lingkungan,” ujarnya.
Kolaborasi ini juga melibatkan empat startup di bidang kemasan berkelanjutan yang menawarkan produk yang ramah lingkungan.
Para peserta diajak untuk berinteraksi dengan perusahaan-perusahaan ini guna lebih memahami bentuk kemasan yang ramah lingkungan. Diharapkan, ini akan memotivasi dan menginspirasi para penjual di platform e-commerce untuk beralih ke kemasan yang lebih ramah lingkungan.
Harapannya, para pelaku bisnis di sektor e-commerce semakin menyadari pentingnya keberlanjutan dalam aktivitas belanja daring, terutama dalam hal penggunaan kemasan paket yang lebih ramah lingkungan.
Kolaborasi berkelanjutan antara pelaku UMKM dan startup penyedia kemasan ramah lingkungan diharapkan akan mendorong praktik belanja daring yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. (hdl)