Jakarta (pilar.id) – Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah menyarankan pemerintah untuk mengambil langkah-langkah strategis dalam mengantisipasi dampak dari konflik antara Israel dan Iran.
Said menyoroti pentingnya langkah-langkah proaktif untuk mengatasi potensi ketegangan yang bisa memengaruhi stabilitas regional dan ekonomi global.
Pertama, Said menyarankan agar pemerintah aktif melalui lembaga internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk mendorong gencatan senjata dan perdamaian antara Israel dan Palestina.
Kedua, pemerintah harus memastikan pasokan minyak bumi untuk kebutuhan dalam negeri. Dengan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, jalur suplai minyak bumi melalui Selat Hormuz dapat terganggu, yang dapat berdampak pada kenaikan harga minyak dunia.
Ketiga, pemerintah perlu mempersiapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk menghadapi tekanan eksternal akibat kenaikan harga minyak dan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Keempat, pemerintah harus memastikan ketersediaan dolar AS bagi importir komoditas strategis seperti bahan pangan dan minyak bumi, serta mengembangkan skema pembayaran yang lebih variatif untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS.
Kelima, pemerintah harus memastikan kemampuan untuk membayar Surat Berharga Negara (SBN) dan utang luar negeri yang denominasinya dalam dolar AS, mengingat tren depresiasi rupiah terhadap dolar AS yang telah diperkirakan dalam APBN 2024.
Dengan mengambil langkah-langkah ini, diharapkan pemerintah dapat mengantisipasi dampak dari konflik antara Israel dan Iran, serta menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri. (mad/hdl)