Jakarta (pilar.id) – Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan sepertinya sudah kepincut magnet Presiden Joko Widodo. Dia seolah mabuk kepayang terhadap sosok Jokowi. Menurut dia, Indonesia beruntung memiliki presiden seperti Jokowi.
Luhut berbicara mengenai sosok Presiden Jokowi di mata dunia dalam Silatnas Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) 2022 di Istora, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (29/3/2022).
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Zaki Mubarak menilai, boleh-boleh saja Luhut berbangga dan bersyukur memiliki presiden seperti Jokowi. Karena menurut dia, bagaimanapun juga Jokowi adalah produk Pilpres 2019 yang sah.
“Tapi ingat, jangan sampai prestasi Jokowi dijadikan dalih untuk melanggar konstitusi, merusak demokrasi dengan akrobat perpanjangan masa jabatan presiden. Apalagi memobilisasi petani untuk Jokowi 3 Periode,” kata Zaki, Kamis (31/3/2022).
Menurut dia, syahwat kekuasaan tidak boleh menabrak konstitusi. Jika terus dipaksakan, jangan salahkan publik akan menilai Jokowi dan Luhut sebagai dwi tunggal yang merusak demokrasi dengan manuver-manuver perpanjangan jabatan presiden. Jika itu terjadi, tentu sangat ironis.
Terlebih, kepercayaan publik terhadap pemerintahan saat ini merosot. Maka reshuffle bisa menjadi solusi. Dari banyaknya menteri yang tidak bekerja secara maksimal di kabinet, menurut Zaki, Jokowi tentunya paling bertanggungjawab. Sebab yang memilih menteri adalah presiden.
“Desakan untuk reshuffle sebenarnya sudah lama, tapi mundur-mundur terus dengan alasan yang tidak jelas,” kata dia.
Akibat mundurnya reshuffle, kinerja pemerintah semakin tidak efektif. Banyak menteri yang malah sibuk melakukan kampanye politik dan menghadiri setiap deklarasi capres. “Mengapa bisa begitu? Ini tantangan bagi Jokowi untuk menunjukkan kepemimpinannya. Jangan biarkan pemerintahan seperti berjalan tanpa arah,” tegasnya. (her/din)