Badung (pilar.id) – Di Indonesia, sampah merupakan urusan yang penanganannya berada di bawah tanggung jawab Pemerintah Daerah (Pemda). Menjelang gelaran Presidensi G20 di Indonesia, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian meminta agar Pemda melakukan inovasi untuk memaksimalkapenanganan sampah di wilayah masing-masing.
Salah satu langkah yang dilakukan oleh Mendagri untuk mendorong pengelolaan sampah di masing-masing daerah di Indonesia adalah dengan meluncurkan program Gerakan Inovasi Langsung Aksi Tuntaskan Sampah atau GILAsSampah di Pantai Jerman, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Minggu (17/4/2022).
Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kemenko Marves, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan, Kementerian PUPR, Kementerian LHK, Kemendikbudristek, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kemenparekraf, Kemenkop UKM, Kemendes PDTT, dan BRIN.
Dalam kesempatan itu, Mendagri mengatakan penanganan sampah hendaknya tidak hanya dilakukan Provinsi Bali semata. Pemilihan Provinsi Bali sebagai lokasi peluncuran GILAsSampah karena mereka adalah salah satu tuan rumah rangkaian kegiatan Presidensi G20 Indonesia.
Sebab, aspek ini menjadi representasi wajah Provinsi Bali secara khusus, dan Indonesia secara umum, dalam mengimplementasikan kebudayaan timur yang sopan, bersih, dan aman. Apalagi, dalam pelaksanaan G20, salah satu tema yang diangkat yakni mengenai persoalan iklim dan pemanasan global.
“Kita harus tunjukkan juga bahwa kita bisa mengelola lingkungan, yang paling gampang adalah sampah-sampah, harus bagus harus bersih,” ujar Mendagri.
Mendagri melanjutkan, penanganan sampah perlu dilakukan dengan kolaborasi berbagai pihak, serta dari hulu dan hilir. Hal ini membutuhkan koordinasi pemerintah pusat dan daerah.
Berkaitan dengan itu, Mendagri mengaku telah mengundang Sekretaris Daerah (Sekda) se-Indonesia dalam agenda pembukaan Indonesia Internasional Waste (IIWAS) Expo Trisenses Bali 2022 yang akan berlangsung Senin, (18/4/2022).
“(Upaya ini) agar semua daerah juga bersih, kotanya bersih, kabupatennya. Bukan dalam rangka G20 saja, bukan hanya untuk Bali saja,” tambah Mendagri.
Dalam agenda IIWAS Expo Trisenses Bali 2022 tersebut, sejumlah pemda akan diundang sebagai pembicara. Adapun topiknya yakni seputar keberhasilan pengelolaan sampah oleh daerah tersebut.
“Bahkan kita lebih awal lagi harusnya memperkuatkan kampanye untuk mengurangi penggunaan barang berbahan dasar plastik, produksi-produksi sampah plastik, kantong kresek plastik, diganti dengan yang organik, ada yang dari ubi segala macam itu banyak sekali produksinya,” katanya.
Peluncuran Program GILAsSampah ini, selain diikuti oleh berbagai Kementerian dan Pemda, juga mengikutsertakan pihak swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan komunitas masyarakat yang memiliki kepedulian pada isu lingkungan.
Peran pihak-pihak swasta, LSM dan komunitas tersebut dinilai penting karena mereka memiliki akses dan komunikasi yang lebih intens dengan masyarakat sehingga akan lebih mudah untuk memberikan edukasi terkait pengelolaan sampah.
Sebab, menurut Dirjen Bina Adwil Safrizal ZA, rendahnya kesadaran dan kemampuan memilah di sumber sampah, terutama di tingkat rumah tangga, menyebabkan timbulan sampah yang tidak terkelola secara nasional mencapai lebih dari 9 juta ton per tahun atau 34,5 persen.
“Untuk itu, kegiatan ini meliputi edukasi dan aksi langsung pemilahan sampah dan penukaran sampah untuk mengubah paradigma pengelolaan sampah dengan keterlibatan masyarakat,” terang Safrizal, Minggu (17/4/2022).
Safrizal berharap dengan adanya edukasi terkait pengelolaan sampah, akan ada pemahaman yang lebih positif teradap sampah. Yang mulanya sampah dari kegiatan manusia hanya dibuang begitu saja, menjadi barang sisa yang memiliki manfaat lain secara ekonomi melalui pemilahan dan proses daur ulang.
“Hal ini menjadi persoalan mendesak karena sebagian besar sungai-sungai, danau, pantai, dan laut telah dipenuhi oleh sampah sehingga sangat mengganggu keseimbangan dan ekosistem lingkungan hidup,” ungkap Safrizal.
Sasfrizal juga berharap kegiatan ini menjadi langkah awal bersama untuk mewujudkan pendekatan baru dalam pengelolaan sampah berbasis sumber, terintegrasi dan berkelanjutan ke seluruh Indonesia. (fat)