Lumajang (pilar.id) – Erupsi Gunung Semeru yang memuntahkan awan panas guguran (APG) telah memaksa ribuan orang meninggalkan rumahnya untuk mengungsi pada Senin (5/12/2022). Namun, sebagian warga memilih pulang untuk menjaga rumah masing-masing.
Hingga Selasa (6/12/2022) tercatat masih ada sebanyak 699 warga bertahan di pengungsian. Jumlah tersebut merupakan hasil pencatatan yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Selain itu, erupsi Gunung Semeru juga menyebabkan infrastruktur di wilayah Kabupaten Lumajang mengalami kerusakan. Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat ada 17 hektar lahan pertanian mengalami kerusakan.
Ditambah juga ada 2 unit jembatan terdampak, 3 kilometer ruas jalan terdampak, satu fasilitas pendidikan terdampak, dan empat tempat ibadah terdampak. Selain itu, Erupsi Gunung Semeru juga telah menyebabkan 29 ekor ternak mati.
“Hingga saat ini, masih ada 699 warga yang masih bertahan di pengungsian, karena jarak tempat tinggal mereka berada pada zona merah,” kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (6/12/2022).
Hingga saat ini erupsi Gunung Semeru masih berlangsung. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat pada pukul 05.02 WIB telah terjadi erupsi dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 400 meter di atas puncak (sekitar 4.076 meter di atas permukaan laut).
“Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah selatan dan barat daya. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 73 detik,” paparnya.
Ia menambahkan, erupsi Gunung Semeru yang ditandai dengan adanya Awan Panas Guguran (APG) hingga sejauh 19 kilometer telah berdampak di lima desa di empat kecamatan.
Lima desa terdampak itu yakni Desa Sumberurip di Kecamatan Pronojiwo, Desa Sumbersari di Kecamatan Rowokangkung, Desa Sumberwuluh dan Desa Penanggal di Kecamatan Candipuro, serta Desa Pasirian di Kecamatan Pasirian.
Ia meminta masyarakat tetap mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Gunung Semeru telah dinaikkan statusnya menjadi Level IV atau “Awas” sejak Minggu (4/12/2022) pukul 12.00 WIB. Oleh sebab itu, direkomendasikan kepada seluruh masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 17 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 19 km dari puncak. (fat)