Medan (pilar.id) – Alergi adalah respons tidak normal sistem kekebalan tubuh terhadap zat yang sebenarnya tidak berbahaya bagi kebanyakan orang.
Ketika seseorang yang alergi terpapar dengan zat tersebut, tubuh mereka menganggapnya sebagai ancaman dan merespons dengan memproduksi antibodi yang disebut imunoglobulin E (IgE).
Reaksi alergi dapat terjadi ketika IgE ini menyebabkan pelepasan zat kimia, seperti histamin, ke dalam darah. Zat kimia ini kemudian menyebabkan gejala-gejala alergi, seperti ruam kulit, gatal-gatal, bersin, hidung tersumbat, mata merah, dan bahkan reaksi serius seperti sesak napas atau syok anafilaksis.
Alergi dapat terjadi terhadap berbagai zat, termasuk serbuk sari, debu, tungau, bulu binatang, makanan, obat-obatan, atau bahan kimia tertentu.
Alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang merespons zat yang sebenarnya tidak berbahaya sebagai ancaman dan menghasilkan reaksi yang berlebihan.
Meskipun mekanisme pasti mengapa seseorang bisa mengembangkan alergi masih belum sepenuhnya dipahami, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemungkinan seseorang mengalami alergi.
Genetik
Kecenderungan untuk mengembangkan alergi dapat diturunkan dalam keluarga. Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki riwayat alergi, maka anaknya memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami alergi.
Paparan awal
Kontak awal dengan zat tertentu pada saat sistem kekebalan tubuh masih dalam tahap perkembangan dapat mempengaruhi respons kekebalan tubuh di kemudian hari. Paparan yang terjadi pada periode sensitif ini dapat meningkatkan risiko mengembangkan alergi.
Lingkungan
Faktor lingkungan, seperti polusi udara, paparan alergen seperti serbuk sari, tungau debu, bulu binatang, atau bahan kimia tertentu, juga dapat berperan dalam mengaktifkan respons alergi pada individu yang rentan.
Penyakit lain
Beberapa kondisi medis seperti dermatitis atopik, asma, atau penyakit autoimun juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami alergi. Sistem kekebalan tubuh yang tidak seimbang dalam kondisi ini dapat membuat individu lebih rentan terhadap reaksi alergi.
Meskipun ada faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami alergi, tidak semua orang yang terpapar zat-zat tersebut akan mengembangkan alergi.
Reaksi alergi juga dapat bervariasi dalam tingkat keparahan, mulai dari reaksi ringan seperti ruam kulit hingga reaksi serius seperti anafilaksis. Penting untuk berkonsultasi dengan profesional medis jika seseorang mengalami gejala alergi yang mengganggu untuk diagnosis dan pengelolaan yang tepat. (ret/hdl)