Jakarta (pilar.id) – Tahun 2023 di depan mata. Berbagai perubahan, baik cara hidup, tepatnya memudahkan hidup, cara berpikir, cara bekerja, akan masuk pada fase perubahan yang bisa jadi sangat signifikan. Apalagi saat kita bicara dalam konteks teknologi, yang arahnya jelas pada efektifitas dan efisiensi.
Tahun 1960-an, gagasan bahwa manusia kelak akan terhubung lewat sebuah teknologi jaringan muncul secara bertahap. Hingga gagasan Cloud Computing, ide yang muncul dari evaluasi bertahap, diperkenalkan pada publik.
Salah satu tokoh penting yang memberi inspirasi teknologi ini adalah pakar komputasi dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), John McCarthy, yang menyebut jika jaringan komputasi akan menjadi infrastruktur publik, seperti listrik dan telepon.
Apa boleh buat, zaman memang berubah sedemikian cepat. Dukungan infrastruktur internet yang menguat, membuat gagasan-gagasan untuk memudahkan dirasa jadi alasan yang kuat untuk merubah banyak perilaku.
Tahun 2023, ada beberapa hal penting yang melekat dalam mata rantai produksi, marketing, dan promosi sebuah industri. Apa saja?
1. Metaverse
Oto kritik itu datang dari Lisa Heneghan, chief digital officer global di KPMG. Katanya, ia mengakui jika metaverse adalah teknologi yang berlebihan. Katanya saat itu, dalam beberapa hal, ia tidak suka mengatakan bahwa metaverse akan menjadi tren besar berikutnya.
“Dan menurut saya, metaverse dan Web 3.0 tidak akan muncul tahun depan. Tapi menurut saya kita perlu mengubah cara kita sedang berpikir, sehingga kami memahami bagaimana dunia akan berubah selama lima tahun ke depan,” akunya.
Lalu CEO Facebook, Mark Zuckerberg, tiba-tiba memperkenalkan rebrandingnya dengan merangkul gagasan futuristik; metaverse. Ia bahkan mengubah nama bisnisnya dengan sebutan Meta Platforms Inc atau Meta.
Mark Zuckerberg, seperti biasa, sedemikian lihai dalam membuat penyederhanaan tafsir. Dan metaverse pun jadi lekat di ingatan, lalu orang membuat definisi sederhana, bahwa metaverse adalah teknologi yang membuka peluang interaksi dengan format virtual tiga dimensi, persis dunia gaming yang dinikmati dengan teknologi Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR).
2. Cloud
Cloud adalah pondasi. Salah satu tokoh penting di John Lewis Partnership, Barry Panayi, meyakini jika tren terbesar tahun depan adalah cloud. Teknologi ini akan jadi jembatan bagi perusahaan tradisional guna mendapat capaian maksimal.
Ia bahkan menyayangkan jika sejumlah orang masih berpikir, cloud sebatas hard drive besar. Padahal teknologi ini memungkin setiap pengguna menikmati banyak fasilitas untuk banyak kemungkinan.
Sebut saja MLOP yang membuka pintu lebar-lebar bagi pengguna untuk membuat alur kerja pembelajaran di seluruh organisasi menjadi lebih efektif.
Amazon menulis di laman web-nya, saat Anda beralih dari menjalankan proyek kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin (AI/ML/L) individu ke menggunakan AI/MLuntuk mengubah bisnis Anda dalam skala besar, disiplin Operasi ML (MLOP) dapat membantu.
“MLOPS menyumbang aspek unik dari proyek AI/ML dalam manajemen proyek, CI/CD, dan jaminan kualitas, membantu Anda meningkatkan waktu pengiriman, mengurangi cacat, dan membuat ilmu data lebih produktif. mLOPS mengacu pada metodologi yang dibangun pada penerapan DevOps praktek untuk beban kerja machine learning,” terangnya.
Ini hanya contoh. Dan seperti disampaikan Barry Panayi, sebagai hard drive berskala besar, cloud memungkinkan kita berbagai data secara cepat dan aman. Artinya, mobilitas antar tempat dan waktu, harusnya bisa dipangkas lewat teknologi ini.
3. Big Data
Gampangnya, big data adalah sekumpulan informasi dalam jumlah besar, kompleks, sangat update termasuk dari sumber data baru. Dengan gambaran ini, software data tradisional jelas kelabakan untuk mengolah sehingga butuh teknologi yang berbeda.
Karena setiap olah data harus memiliki perangkat khusus yang memudahkan pengguna untuk mempelajari, menganalisa, dan mengembangkan. Prasyarat tempat penyimpanan data, kecerdasan buatan, dan regulasi jadi hal mutlak. Syarat lain, mudah dicerna, alur yang anti bias, dan, maaf, tetap murah. Mungkin?
4. Security
Cahyo Darujati, pakar security dari Surabaya mengingatkan berkali-kali, security adalah investasi. Bukan mesin pemadam kebakaran, bukan pula hal yang dianggap penting ada problem baru.
Di luar sana, isu security terus berkembang. Menjadikan banyak perusahaan besar merasa perlu memasukkan item security sebagai bagian dari investasi.
Setidaknya memastikan, ada perlindungan ekstra untuk menjaga data perusahaan dan pelanggan. (hdl)