Surabaya (pilar.id) – Sejak rilis film Argantara yang diperankan oleh aktor Aliando Syarief dan aktris Natasha Wilona pada Kamis (29/12/2022) lalu, sejumlah reviewers film, seperti channel YouTube bernama Cine Crib, langsung melontarkan kritik pedas.
Cine Crib menyebut, film ini tidak sensitif pada bahaya nikah muda, yaitu dengan meromantisasi pernikahan muda.
Dalam review yang dibawakan oleh Rasyid Harry ini, menyampaikan kekecewaannya saat menonton film berdurasi 1 jam 45 menit tersebut, yang secara gamblang menceritakan anak umur 16 tahun yang masih menempuh pendidikan di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk menikah.
Tak hanya itu, dalam film yang kisahnya diambil dari Wattpad ini, dominan menunjukkan kebahagiaan dan keromantisan setelah menikah muda.
“Meromantisasi itu bentuk menutup mata pada sebuah keburukan suatu hal yang menggambarkannya lebih indah dari realitanya, dan ada romantisasi yang berbahaya, salah satunya nikah muda,” jabarnya.
Secara ringkas, Argantara merupakan film drama percintaan, yang mengisahkan dua anak muda, yaitu Arga dan Syera, yang juga merupakan teman satu sekolah di bangku SMA
Mereka terpaksa menikah di usia muda, yaitu di usia 16 tahun, karena rasa balas budi ayah Syera terhadap ayah Arga, yang dibalas dengan menikahkan anaknya Syera kepada Arga.
Namun, Arga yang merupakan anak genk motor sering mengalami hal buruk karena genk motornya. Serta Syera yang tak sanggup, jika dirinya yang masih bersekolah harus menanggung beban sebagai perempuan yang tengah hamil.
Atas alur cerita itulah, membuat Rasyid selaku konten kreator dalam review filmnya sejak tahun 2016 ini, merasa kahawatir terhadap pasar film yang ditujunya yaitu 13+ atau para remaja
” Jangan sampai para remaja setelah melihat film ini, mereka langsung memimpikan indahnya nikah mudah dan bisa terus bersama dengan pacarnya, yang pada kenyataan pernikahan itu tidak seindah itu, apalagi nikah di usia 16 tahun,” jabarnya.
Maka ia, menyayangkan film garapan sutradara Guntur Soeharjanto ini, yang seakan menutup mata atas realitas yang ada
Hingga menurutnya, film ini dibuat hanya sebatas dijadikan lahan bisnis, tanpa mempertimbangkan dampak ke penonton. Ia pum memberi nilai 1,5 dari 10 untuk film tersebut dalam reviewnya
Sementara itu, di kolom komentar review film tersebut, sejumlah warganet setuju atas pernyataan dan kritikan Rasyid atas ketidakpekaan pembuat film, serta pengaruh filmnya terhadap anak remaja yang menjadi target pasar film tersebut.
Seperti yang ditulis salah satu pengguna YouTube dengan nama akun Nana the 13, ia menulis, jika film ini bukan lagi nikah muda tapi nikah dini.
” Sedih, padahal banyak anak-anak yang beneran menderita dan terjebak dalam pernikahan saat mereka tengah mencapai cita-citanya, ini malah di romantisasi,” tulisnya dengan emoticon sedih. (jel/hdl)