Jakarta (pilar.id) – Laga antara Manchester City lawan Atletico Madrid berjalan sebagaimana tim milik Pep Guardiola biasanya bertanding melawan tim milik Diego Simeone.
Pep menguasai bola, mengontrol jalannya laga. Sedangkan Simeone bertahan dengan kokoh dan sesekali melancarakn serangan balik mematikan. Hal ini pun tergambar dengan jelas di statistik pertandingan.
Mancester City menguasai 64 persen penguasaan bola. Sedangkan Atletico Madrid hanya bisa menguasai 36 persen saja. Namun, dari segi peluang, keduanya tak jauh berbeda. Bahkan, Atletico memiliki peluang yang lebih banyak dari City.
Jika di leg pertama Atletico sama sekali tak mencatatkan tendangan ke gawang. Di laga yang berjalan di Wanda Metropolitano Kamis (14/4/2022) dini hari tadi ini mereka mencatatkan 14 shot dengan 3 diantaranya mengarah ke gawang.
Sedangkan City, yang bisanya selalu berhasil mencatatkan banyak peluang, di pertandingan ini mereka hanya mampu melepaskan 10 tendangan dan hanya 1 yang mengarah ke gawang.
Formasi 5-4-1 yang super bertahan dari Simione tampaknya efektif membuat City hanya mampu menguasai bola dan berputar-putar di sisi lapangan saja. Sedangkan serangan balik mereka yang digawangi Griezman dan Joao Felix jauh lebih mematikan. Sayang, keduanya tetap tak mampu mencetak gol hingga akhir laga.
Pada laga leg pertama, pasukan Pep Guardiola mampu menang 1-0. Dengan begitu, City unggul agregat total 1-0 di perempat final.
Meski bermain sebagai tamu, City tetap dominan di awal babak pertama. Pada menit ke-8, Ilkay Gundogan melakukan percobaan sepakan jarak jauh. Namun, usahanya masih melebar dari gawang Jan Oblak.
Dua menit berselang, sepak pojok Gundogan bisa disambut John Stones dengan sundulannya di tiang dekat. Namun, upaya bek Inggris itu belum jadi ancaman karena melambung di atas gawang Atletico.
The Citizens masih memegang kendali laga hingga pertengahan babak pertama. Mereka bahkan hampir membuka keunggulan pada menit ke-30.
Kyle Walker menusuk di sisi kanan kotak penalti sebelum melepas umpan tarik yang bisa dikontrol Phil Foden di tiang jauh.
Foden lalu menyodorkan bola ke Gundogan, yang melepaskan tendangan hingga tidak bisa dijangkau oleh Oblak. Namun, bola masih mengenai tiang gawang.
Pada menit ke-35, Atletico melepas tembakan pertama dari sepakan keras Geoffrey Kondogbia dari luar kotak penalti. Upayanya masih bisa diredam kiper Ederson Moraes.
Tidak ada gol tambahan hingga babak pertama tuntas. Skor masih 0-0. Atletico yang tertinggal secara agregat tidak punya pilihan lain kecuali tampil lebih berani menyerang. Antoine Griezmann punya peluang pada menit ke-57.
Menerima sodoran bola dari Joao Felix, dia melepas tembakan dari depan kotak penalti. Percobaannya masih melebar tipis ke sisi kiri gawang City.
Los Rojiblancos kembali mencoba membobol gawang City pada menit ke-70. Rodrigo De Paul melepas tembakan dari dalam kotak penalti setelah menerima umpan dari Marco Llorente. Sayangnya, usaha pemain Argentina itu belum berbuah hasil karena masih melebar.
Atletico terus menekan tim tamu. Pada menit ke-80, Angel Correa menusuk dari sisi kanan. Dia dijatuhkan pemain City di depan kotak penalti, tetapi wasit memutuskan pertandingan terus berlanjut.
Bola kemudian dikuasai oleh De Paul yang lalu menyodorkannya ke Correa yang bangkit lagi untuk melepas tembakan dari sudut sempit. Namun, Bola masih melebar.
Atletico nyaris mencetak gol, andai saja tembakan Matheus Cunha tidak diblok oleh John Stones.
Skuat asuhan Diego Simeone justru harus berlaga dengan 10 pemain di menit-menit akhir setelah Felipe mendapatkan kartu merah karena melanggar Foden.
City bisa meredam gempuran Atletico hingga laga tuntas. Ederson membuat penyelamatan krusial dari tendangan Correa menjelang laga berakhir. Skor 0-0 menutup pertandingan ini. (fat)