Semarang (pilar.id) – Bagi anda yang ingin melaksanakan puasa sunah bulan Syaban, berikut informasi niat, tata cara, ada bacaan Arab, Latin, dan terjemahan.
Seperti diketahui, puasa sunah pada bulan Syaban bisa dilakukan untuk bersiap memasuki ibadah puasa wajib pada bulan Ramadhan.
Berikut ulasan niat dan tata cara puasa sunah di bulan Syaban melansir laman NU Online;
1. Niat puasa sunah dalam hati
Melakukan niat puasa baik dilakukan dengan niat puasa mutlak, seperti: Saya niat puasa, atau dengan cara yang lebih baik sebagaimana berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ شَعْبَانَ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma sya’bâna lilâhi ta’âlâ.
Arti: Saya niat puasa Sya’ban karena Allah ta’âlâ.
Meski demikian, selain niat di dalam hati juga disunahkan mengucapkannya dengan lisan.
Sebagaimana puasa sunah lainnya yang dilakukan umat muslim, niat puasa Syaban dapat dilakukan sejak malam hari hingga siang sebelum masuk waktu zawal (saat matahari tergelincir ke barat), dengan syarat belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar atau sejak masuk waktu subuh. (Al-Malibari, Fathul Mu’în, juz II, halaman: 223).
2. Makan sahur
Umat muslim lebih diutamakan agar makan sahur dilakukan menjelang masuk waktu subuh sebelum imsak.
3. Menahan diri
Saat melaksanakan puasa sunah bulan Syaban, agar umat muslim melaksanakan puasa dengan menahan diri dari segala hal yang membatalkan, seperti makan, minum dan semisalnya.
4. Menjaga diri
Sebaiknya kita lebih menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan pahala puasa.
Misalnya seperti berkata kotor, menggunjing orang, dan segala perbuatan dosa.
Rasulullah SAW bersabda:
كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعِ وَالْعَطَشِ (رواه النسائي وابن ماجه من حديث أبي هريرة)
Artinya: Banyak orang yang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan kehausan. (HR an-Nasa’i dan Ibnu Majah dari riwayat hadits Abu Hurairah RA). (Abul Fadl al-‘Iraqi, Al-Mughni ‘an Hamlil Asfâr, [Riyad: Maktabah Thabariyyah, 1414 H/1995 M], juz I, halaman: 186).
5. Berbuka puasa
Bila sudah memasuki waktu maghrib hendaknya segera berbuka atau membatalkan puasanya. (Ibrahim al-Bajuri, Hâsyiyyatul Bâjuri ‘alâ Ibnil Qâsim al-Ghazi, [Semarang, Thoha Putra], juz I, halaman: 292-294).
Demikian informasi mengenai niat, tata cara, ibadah sunah puasa pada bulan Syaban melansir NU Online. (daz)