Jakarta (pilar.id) – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengisyaratkan harga mie instan di Indonesia bakal naik 3 kali lipat. Hal itu akibat perang antara Rusia-Ukraina yang tak kunjung usai dan membuat pasokan gandum terhambat.
Dua negara yang sedang bertikai itu merupakan penghasil gandum terbesar dan mampu menyuplai sekitar 30-40 persen dari kebutuhan gandum dunia. Salah satu pelanggannya adalah Indonesia.
“Belum selesai dengan climate change, kita dihadapkan Perang Ukraina-Rusia, ada 180 juta ton gandum enggak bisa keluar. Jadi hati-hati yang makan mie banyak dari gandum, besok harganya 3 kali lipat,” kata Syahrul Yasin Limpo, dikutip Selasa(9/8/2022).
Saat ini bahan baku gandum sedang mengalami kenaikan, sementara Indonesia masih terus impor gandum.
“Maafkan saya bicara ekstrem saja, ada gandum tapi harganya mahal banget. Sementara kita impor terus,” kata dia.
Menurutnya, hal ini bukanlah tantangan yang kecil, sehingga pemerintah daerah perlu menguatkan produktivitas pertanian. Harapannya, dampak yang bakal dialami dari adanya konflik global tersebut tidak terlalu parah.
Bukan hanya gandum, masalah lain yang datang akibat konflik global tersebut adalah tersendatnya pasokan pupuk ke Indonesia. “Saat ini Indonesia menjadi importir pupuk dan Rusia maupun Ukraina,” tegasnya.
Sementara itu, pilar.id sudah menghubungi pihak produsen mie instan terbesar di Indonesia, yakni PT Indofood, namun belum mendapatkan respons soal kemungkinan harga jual mie instan naik 3 kali lipat. (her/hdl)