Yogyakarta (pilar.id) – Kota Yogyakarta akan memanfaatkan teknologi dari Korea Selatan untuk mengelola tumpukan sampah yang masih menjadi masalah serius. Meskipun berbagai kebijakan dan sanksi telah diterapkan, penanganan sampah di kota ini belum optimal.
Pemerintah Kota Yogyakarta telah menarik investor yang akan membantu dalam pengelolaan sampah. Dalam kerja sama ini, teknologi dari Korea akan digunakan untuk pengelolaan sampah.
Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, mengungkapkan bahwa investor yang akan membantu dalam pengelolaan sampah memiliki afiliasi dengan perusahaan Korea.
Teknologi yang akan diterapkan melibatkan proses pembakaran sampah dengan menggunakan H2O. Singgih menjelaskan bahwa metode ini ramah lingkungan karena melibatkan proses pembakaran pada suhu tinggi.
“Teknologi Korea ini melibatkan pembakaran H2O dengan pemisahan hidrogen, dengan proses pemusnahan sampah pada suhu hingga 1.500 derajat Celsius,” jelas Singgih.
Investor ini diharapkan dapat mengelola sampah dengan kapasitas hingga 60 ton per hari dan diharapkan dapat beroperasi pada akhir tahun 2023.
Meskipun teknologi ini mampu mengolah sampah organik maupun anorganik, penduduk setempat tetap diharapkan untuk memilah sampah secara mandiri. Hal ini karena proses pemilahan di lokasi pengolahan akan memakan waktu yang cukup lama, sekitar 60 persen.
Tambahan sampah di Piyungan
Terkait dengan lokasi pengolahan sampah ini, Singgih belum dapat mengungkapkannya. Namun, pihak pemerintah dan investor telah mulai memproses penentuan lokasi yang sesuai.
Selain itu, Pemkot Yogyakarta juga mendapat tambahan kuota sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, dari sebelumnya 120 ton per hari menjadi 135 ton per hari.
Meskipun bantuan ini membantu, pihak berwenang tetap mencari cara untuk mengalihkan pembuangan sampah yang tidak dapat terpenuhi dengan mencari wilayah lain untuk kerja sama.
Singgih Raharjo menambahkan bahwa penambahan kuota di TPST Piyungan sangat membantu, meskipun tidak signifikan. Dia juga terus memantau kondisi sampah di Kota Yogyakarta dan berharap memiliki penanganan sampah mandiri di kota tersebut. (ted)