Surabaya (pilar.id) – Pemkot Surabaya menargetkan untuk bisa melepaskan 75.069 kepala keluarga (KK) dari kemiskinan.
Target tersebut disampaikan oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang juga mengatakan bahwa angka jumlah warga miskin di daerahnya turun drastis tahun ini.
Dikutip dari beritajatim.com, jumlah warga miskin di Kota Surabaya pada awal tahun mencapai 1,3 juta jiwa dan saat ini menjadi 219.427 jiwa.
Dalam jangka waktu satu tahun ke depan, sebanyak 75.069 KK atau 219.427 jiwa itu ditargetkannya segera bisa lepas dari garis kemiskinan.
“Targetnya satu tahun. Kita bergerak bersama dengan RW-nya. Karena saya ingin membangun Surabaya ini dengan guyub rukun,” ujar Eri.
Intervensi yang dilakukan Pemkot Surabaya tak hanya menyasar warga miskin namun juga dilakukan terhadap warga yang rentan miskin.
Kedua kategori ini mendapatkan intervensi yang sama seperti bantuan seragam, sekolah gratis, BPJS Kesehatan hingga pekerjaan.
“Kita sentuh juga yang rentan miskin atau pra miskin agar tidak menjadi miskin. Tapi, kalau keluarga miskin, kita berikan tambahan seperti bantuan PKH (Program Keluarga Harapan) dan macam-macam,” kata Eri.
Pemkot Surabaya juga mengalokasikan anggaran Rp3 triliun pada tahun 2023 untuk program kerja bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Melalui anggaran tersebut, pihaknya ingin mengangkat perekonomian UMKM yang berasal dari keluarga miskin.
Eri mengungkapkan, bahwa penentuan warga miskin di Kota Pahlawan dilakukan berdasarkan keputusan bersama RT/RW, lurah dan masyarakat.
Penentuan warga miskin ini sesuai dengan 14 kriteria standar kemiskinan Badan Pusat Statistik (BPS). (ade)