Surabaya (pilar.id) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dan Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk memperkuat hubungan antara kedua provinsi. MoU tersebut menyoroti empat sektor utama, yaitu pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan.
Penandatanganan MoU tersebut merupakan langkah awal dalam kerjasama antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Provinsi Bengkulu. Upaya ini diikuti dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) oleh 13 OPD, 8 BUMD, dan 5 Asosiasi dari kedua provinsi yang rencananya akan dilaksanakan pada Senin (3/7).
Khofifah menjelaskan bahwa sektor pertanian di Jawa Timur memiliki keunggulan dalam produksi beras berkualitas. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produksi padi di Jawa Timur pada tahun 2020 mencapai 9,94 juta ton, tahun 2021 mencapai 9,789 juta ton, dan tahun 2022 mencapai 9,526 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Salah satu faktor yang mendukung tingginya produksi padi adalah mekanisasi pertanian, seperti penggunaan combine harvester dan alat mesin pertanian modern seperti dryer dan Rice Milling Unit (RMU).
Dalam kerangka kerjasama ini, Khofifah menyampaikan bahwa bantuan peralatan pertanian, seperti alsintan, dryer, RMU, dan combine harvester, dapat diberikan kepada petani dengan skema pinjaman grace period. Skema ini memungkinkan petani untuk memiliki sumber pendapatan selama 2 tahun sebelum memulai pembayaran cicilan. Hal ini diharapkan dapat memberikan keuntungan ekonomi kepada petani.
Selain sektor pertanian, terdapat juga potensi kerjasama di sektor perkebunan, terutama pada komoditas kopi dan coklat. Bengkulu merupakan penghasil kopi robusta terbaik di tingkat nasional, sementara Jawa Timur memiliki akses yang baik melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Sementara itu, sektor peternakan juga memiliki potensi untuk kerjasama, khususnya dalam pengembangan peternakan sapi potong di Jawa Timur. Populasi sapi di Jawa Timur saat ini mencapai lebih dari 5 juta ekor, dan adanya Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) yang berada di Singosari, Malang, merupakan potensi besar untuk pelatihan dan pengembangan swasembada daging serta ekspor ke luar negeri.
Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, menyambut baik inisiatif kerjasama dari Gubernur Khofifah. Menurutnya, sektor perkebunan, terutama kopi, merupakan potensi yang dapat digarap secara bersama-sama. Kolaborasi ini diharapkan dapat menguatkan potensi kedua provinsi dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.
Melalui misi dagang dan investasi di Bengkulu, Gubernur Khofifah berharap dapat mengenali dan mempertajam sektor-sektor yang memiliki potensi kerjasama antara kedua provinsi. Dengan demikian, diharapkan perekonomian dapat tumbuh dan kesejahteraan masyarakat dapat terwujud.
Misi dagang tersebut juga diharapkan dapat membantu memperluas jaringan pasar dan memperkenalkan produk unggulan Jawa Timur di Bengkulu. Gubernur Rohidin menekankan bahwa misi dagang bukan hanya tentang bisnis, tetapi juga merupakan bentuk upaya untuk mempererat persatuan bangsa.
Dari semua sektor yang disebutkan, Gubernur Khofifah dan Gubernur Rohidin meyakini bahwa terdapat potensi besar untuk kerjasama dan kolaborasi yang dapat meningkatkan roda perekonomian serta kesejahteraan masyarakat. Kerjasama di sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan diharapkan dapat menjadi langkah konkret dalam memperkuat hubungan antara Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Bengkulu. (usm/hdl)