Jakarta (pilar.id) – Pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di peresmian Masjid At-Taufiq di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, pada Rabu sore (8/6/2022), seolah menepis isu keretakan antara keduanya yang selama ini mengudara di ruang-ruang publik.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Zaki Mubarak menilai, isu keretakan hubungan Jokowi dan Megawati sudah terbuka ke publik. Sinyal yang cukup jelas bahwa Jokowi ingin Ganjar Pranowo maju sebagai capres 2024 begitu kentara dibaca oleh publik.
Menurut dia, selama ini deklarasi pro Ganjar digalang oleh relawan-relawan Jokowi. Maka dari itu, sudah pasti terdapat restu dari Jokowi. Sementara itu, PDIP sudah semakin tegas akan mengusung Puan Maharani. Tampaknya, kata Zaki, sampai hari ini belum ada titik temu antara Jokowi dan Megawati.
“Bahwa di panggung politik keduanya mencitra dirikan sangat kompak, ya biasa saja, tapi dibelakang kan semuanya tahu. Sudah sangat terbuka perbedaannya,” kata Zaki kepada Pilar.id, Kamis (9/6/2022).
Terkait Jokowi akan patuh dengan Megawati soal siapa capres yang akan diusung PDIP, hal itu merupakan pernyataan politik bersayap. Pada dasarnya Jokowi tidak akan melawan Megawati jika jadi mengajukan Puan nantinya. Tapi jangan sampai dilupakan, sudah ada pengondisian Ganjar bakal maju melalui partai-partai lain. Misalnya saja menggunakan perahu politik Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang diisi oleh Golkar, PAN dan PPP.
Maka dari itu, Zaki menilai, Jokowi bisa berdiri dua kaki, sebagai kader PDIP dia mengamini nama Puan dimajukan sebagai capres, tetapi juga memberi restu Ganjar diusung menjadi capres oleh partai politik lain. “Jika skenarionya demikian, mungkin Ganjar akan pindah partai. Jadi dia maju capres 2024 bukan sebagai kader PDIP,” kata dia.
Menurut Zaki, Jokowi dan Megawati sedang mempersiapkan dua calon yang berbeda. Yang satu Puan didukung oleh Megawati dan yang satu lagi Ganjar didukung oleh Jokowi. Skenarionya, Puan sebagai cawapres akan dipasangkan dengan Prabowo capres. Pertimbangannya antara lain Pak Prabowo lebih senior dan Puan sementara waktu magang dulu sebagai wapres jika terpilih untuk kemudian dipersiapkan di pilpres 2029.
Sementara itu, Jokowi melihat Ganjar merupakan kandidat yang paling aman bagi dirinya dan mampu mengamankan kepentingan-kepentingannya setelah nanti lengser dari kursi presiden. “Apakah skenario Jokowi dan Megawati yang mengusung calon berbeda akan berjalan mulus atau bakal memunculkan gesekan-gesekan, kita tunggu perkembangannya,” tegasnya. (her/hdl)