Surabaya (pilar.id) – Namanya Farani Nazwa Chairunisa Irsan. Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Airlangga (FH Unair) baru saja dikukuhkan sebagai sarjana peraih double degree pertama dari FH Uniar.
Perempuan yang akrab disapa Farani ini menjadi sarjana double degree pertama hasil kerja sama FH Uniar dengan Faculty of Law Maastricht University, Belanda.
Sehingga, saat wisudanya berlangsung pada Minggu (5/3/2023) akhir pekan lalu, Farani Nazwa Chairunisa Irsan langsung menyandang dua gelar kesarjanaan sekaligus yakni sarjana hukum (SH) dan legum baccalaureus (LLB) untuk disematkan di belakang namanya.
Farani Nazwa Chairunisa pun mengakui bahwa proses untuk bisa mendapatkan double degree tersebut tidaklah mudah. Bahkan, Farani juga harus relah mengundur prosesi wisudanya selama satu semester untuk menyelesaikan dua studi tersebut sekaligus.
“Aku ga bakal sugarcoat kalau program ini bakal gampang atau gimana, karena memang susah. Cuma kalau ingin gelar double degree, memang pengorbanannya harus besar, dan ini sangat worth it,” bebernya, Senin (13/3/2023).
Lebih lanjut, Farani membagikan pengalamannya saat harus terbang ke Limburg, Belanda di tengah pandemi pada Agustus 2020 silam. Hingga akhirnya, perkuliahannya di negara kincir angin ini berakhir pada November 2021.
“Tentu (kualifikasi dan pengalaman) lebih bertambah luas setelah mempelajari dan menerima dua gelar dari program International Undergraduate Program (IUP) ini,” terangnya.
Selama di Maastricht University, wisudawan angkatan 2018 ini mengambil mata kuliah yang berkaitan European Law, khususnya pada Comparative Law di yurisdiksi United Kingdom, Dutch, German, French sera United States dengan sistem pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
“Pengalaman paling berkesan dulu pernah dua minggu sebelum ujian, saya dan teman asing melakukan rutinitas seperti bengong, nangis, dan belajar bareng sampai tengah malam,” kenangnya.
Pengalaman tersebut, imbuh Farani menjadi salah satu pengalaman yang tidak pernah ia lupakan kala menjalani pekan ujian di triwulan pertamanya. Meski demikian, pengalaman itu membuat Farani semakin terlatih dengan sistem pendidikan di Maastricht University.
“Jadi semakin kuat dan terlatih untuk menyesuaikan dengan sistem pendidikan yang berbeda,” imbuhnya.
Sebagai informasi, program IUP UNAIR merupakan kelas internasional dengan bahasa inggris sebagai pengantar pembelajaran. Keuntungannya, mereka yang mengikuti program ini akan memiliki peluang lebih mengikuti program pertukaran pelajar.
Termasuk salah satunya mendapatkan peluang lebih besar untuk bisa mengikuti program double degree di beberapa universitas luar negeri yang telah bekerja sama dengan Unair. (riz/fat)