Jakarta (pilar.id) – Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan pada tentaranya untuk menginvasi Ukraina. Akibatnya, perang pun pecah. Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa Barat turut merespons dan mengecam langkah Rusia tersebut.
Pengamat hubungan internasional dan pendiri Synergy Policies, Dinna Prapto Raharja mengatakan, pada dasarnya AS memiliki naluri untuk menjadi yang terhebat di dunia, baik itu secara teknologi persenjataan maupun taktik politik.
“Jadi, memang harus cermat betul berhadapan dengan AS,” kata Dinna kepada Pilar, Jumat (25/2/2022).
Menurut dia, Putin sudah sangat menghitung langkah AS tersebut. Maka, gak heran jika Putin sangat mendadak melancarkan serangannya kepada Ukraina, tanpa terduga. Bahkan, Duta Besar Rusia di PBB tidak tahu rencana Putin itu. Tentara Rusia menggempur Ukraina saat rapat di Dewan Keamanan PBB berlangsung.
“Sudah pasti Rusia mencari daya tawar. Itu natural saja, namanya juga dalam situasi dijadikan musuh bersama, pastilah Rusia mencari titik lemah AS dan Eropa,” terangnya.
Seperti diketahui, ledakan dilaporkan terjadi di Ibu Kota Ukraina Kyiv pada Kamis (24/2/2022) waktu setempat. Ledakan tersebut terjadi beberapa menit setelah pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengumumkan operasi militer di Ukraina demi membela separatis di timur negeri itu. Putin sendiri mengakui kedua wilayah merdeka dari Ukraina.
“Saya telah membuat keputusan operasi militer,” kata Putin dalam pernyataan mengejutkan di televisi sesaat sebelum pukul 06.00 pagi waktu setempat. (her/fat)