Yogyakarta (pilar.id) – Satu tahun sudah para pedagang kaki lima yang dulu berjualan di sepanjang trotoal Jalan Malioboro direlokasi dan menempati pusat oleh-oleh Teras Malioboro (TM).
Memperingati HUT ke-1 Teras Malioboro, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, meminta para pedagang untuk terus melakukan inovasi.
Sultan HB X mendorong para pedagang melakukan inovasi pelayanan dan peningkatan kualitas produk agar perputaran ekonomi di Teras Malioboro bisa terus meningkat dari tahun ke tahun.
Dimana, pada tahun pertama berdirinya Teras Malioboro, telah mendapatkan kunjungan lebih dari 3 juta wisatawan.
Angka tersebut, terhitung sejak para pedagang di trotoar Malioboro menerima relokasi ke Teras Malioboro yang terletak di selatan kawasan Malioboro atau barat Pasar Beringharjo, Februari 2022 lalu.
“Perputaran ekonomi di TM 1 ini terus meningkat. Transaksi setiap event bisa sampai Rp 200 juta baik itu komoditi suvenir maupun kuliner, kemarin kan ada festival bakpia, beberapa kali kita lakukan event seperti itu,” jelas Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Srie Nurkyatsiwi, Selasa (7/2/2023).
Selain meningkatnya perekonomian, lanjut Siwi evaluasi juga terus dilakukan seperti meningkatkan hospitality bagi pengunjung, menerbitkan nomor induk usaha, hingga melakukan digitalisasi dengan menyediakan cashless.
“Paling utama kami tingkatkan hospitality supaya pengunjung semakin betah saat berbelanja di TM 1. Kemudian, nomor induk usaha saat produk tersertifikasi yang bisa meningkatkan rasa percaya pembeli serta menyediakan digitalisasi cashless,” terangnya.
Di samping itu, para PKL juga memasarkan secara online di beberapa marketplace yang masuk di pendataan Sibakul.
Sementara itu, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X berharap para pedagang di TM 1 bisa meningkatkan kualitasnya, baik dari sisi pelayanan maupun komoditi penjualan sehingga kondisi pasar dan perputaran ekonomi dapat terus tumbuh serta stabil.
“Tentu saja dengan syarat para pedagang terus berinovasi, sehingga mampu naik kelas melalui produk-produk yang dijual,” ungkapnya.
Istilah naik kelas tersebut, lanjutnya para pedagang tidak lagi dicap kaki lima, pasalnya para pedagang tersebut telah berpindah di bangunan TM 1, bukan di trotar jalan ataupun pedestrian lagi.
Selain itu, Sultan juga mendorong terdapat kerjasama lokal terutama produk-produk kerajinan tangan sebagai wujud memberdayakan produsen lokal. Menurutnya, skema tersebut mampu menggerakkan ekonomi jauh lebih kompleks.
“Yang menitipkan barang-barang produksinya di TM 1 ini produsen. Walau mungkin sekadar menjahit untuk meningkatkan penghasilan,” imbuhnya.
Skema ini menurutnya dapat membuat perputaran ekonomi lebih kompleks. Dalam artian warga pemilik usaha rumahan juga ikut berkembang. Ini karena barang-barang yang diambil berasal dari Jogjakarta.
Diketahui, event yang digelar dalam rangka napak tilas peringatan satu tahun diresmikan TM 1 mengusung tajuk Festival Teras Malioboro.
Festival ini mengambil tema Edipeni Lohjinawi dan berlangsung mulai 7 sampai 12 Februari 2023.
Adapun rangkaian acara peringatan satu tahun ini seperti arak-arakan gunungan bakpia dan produk oleh-oleh, 1.000 nasi berkat gratis, jalan sehat, pentas budaya jathilan dan jaran kepang, live music akustik, atraksi barongsai, dan penampilan Ngatmombilung. (riz/fat)