Jakarta (pilar.id) – Isu terkait kesehatan mental dalam beberapa tahun terkahir menjadi perkara yang cukup menjadi perhatian, utamanya oleh masyarakat di Indonesia. Hal terseut, tidak lepas dari semakin tinggi kesadaran generasi muda terkait pentingnya kesehatan mental dalam kehidupan sehari-hari.
Apalagi, bagi mereka yang sudah memasuki dunia kerja maupun para anak muda yang aktif menggunakan media sosial. Menurut psikolog keluarga, Ketti Murtini, kesehatan mental memang menjadi tanggung jawab bagi setiap individu.
Dan momen Hari Kesehatan Mental Dunia yang diperingati setiap 10 Oktober menjadi momentum yang tepat bagi setiap individu untuk lebih menjaga kesehatan fisik dan juga mental.
“Tubuh manusia tidak hanya terdiri dari badan fisik saja, tetapi juga didukung kondisi mental atau jiwanya. Jadi definisi sehat itu harus sehat fisik sekaligus mental, tidak bisa salah satu, harus beriringan,” katanya ketika dihubungi dari Jakarta, Senin (10/10/2022).
Psikolog dari Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Jawa Tengah Cabang Barlingmascakeb (Kab. Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen) itu menambahkan, jika seseorang sehat secara fisik namun tidak secara mental maka akan dapat mengganggu produktivitas dan juga kualitas hidupnya.
Dengan demikian, kata dia, masalah kesehatan mental perlu jadi perhatian bersama karena memiliki peran penting dalam menunjang aktivitas setiap individu.
“Karenanya kesehatan mental juga harus dijaga, salah satunya dengan cara menyadari dan memahami diri sendiri. Setiap individu perlu melakukan refleksi bagaimana fisiknya dan bagaimana kesehatan jiwanya,” katanya.
Selain itu, kata dia, setiap individu juga perlu mengenali diri sendiri, apa sifat yang dimiliki, apa hal positif dan negatif yang dimiliki.
“Setelah belajar mengenali diri sendiri, memahami diri sendiri dengan penuh kesadaran, maka selanjutnya adalah setiap individu perlu untuk menerima diri sendiri dan menyayangi diri sendiri, ini bagian dari upaya menjaga kesehatan mental,” katanya.
Ketti menambahkan, pada saat ini pemerintah sudah melakukan berbagai program strategis dalam meningkatkan edukasi mengenai pentingnya kesehatan jiwa.
“Hal ini sangat baik dan perlu diapresiasi, bahkan jika perlu pemerintah bisa membuat program resiliasi mental sejak dini, sehingga pembangunan kesehatan mental dapat diterapkan sejak dini pada setiap individu,” katanya.
Sementara itu, dia juga mengatakan bahwa peringatan Hari Kesehatan Jiwa juga merupakan momentum yang tepat untuk memberikan dukungan bagi orang-orang di sekitar yang sedang mengalami gangguan kesehatan mental.
“Orang-orang dengan masalah kesehatan mental membutuhkan dukungan lebih dari orang-orang di sekitarnya. Mereka butuh dukungan dan perhatian. Luangkanlah waktu untuk memberikan dukungan awal,” katanya. (fat)