Yogyakarta (pilar.id) – Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman menggelar Festival Saras Jiwa sebagai puncak peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2022 di Lapangan Pemerintah Daerah Sleman, Yogyakarta, Jumat (14/10/2022).
Festival ini, mengusung tema ‘Jadikan Kesehatan Mental sebagai Prioritas Global’ sebagai komitmen untuk pulih bersama menjadi generasi sehat jiwa.
Disampaikan Direktur Pusat Rehabilitasi YAKKUM Katarina Sari, festival ini dapat menjadi poin penting untuk mengurangi stigma orang yang mengalami gangguan mental atau disabilitasi psikososial.
Secara khusus, festival ini juga menjadi salah satu campain yang dilakukan bersama lintas sektor di Pemda DIY, khususnya Kabupaten Sleman.
“Pemda DIY sangat aware dengan isu kesehatan mental, dengan upaya mendekatkan layanan terkait isu pendekatan jiwa ini dengan menyediakan 25 tenaga psikologis klinis di setiap Puskesmas yang ada di Kabupaten Sleman,” kata Katarina.
Karena layanan kesehatan paling dekat ada di Puskesmas, lanjutnya, tentunya ini menjadi satu modalitas utama untuk masyarakat di Sleman secara khusus dan sekitarnya.
Ia berharap, layanan psikologis klinis ini dapat direplikasi dan dicontoh serta turut disediakan di Kabupaten lain. Pasalnya, screening awal masalah kesehatan mental ada di psikolog, sehingga ketika masyarakat merasakan gangguan dapat melakukan konsultasi ke psikolog terdekat.
Lebih lanjut, menurutnya hal tersebut dapat menjadi satu penguatan dan pemulihan kesehatan jiwa yang dapat berpengaruh pada kesehatan raga.
“Kami mengajak untuk sama-sama berjuang dan melihat bahwa kesehatan jiwa itu bukan sesuatu yang tabu, bukan sesuatu yang memalukan. Tetapi ketika kita semua aware,bisa menerima apapun, dan kondisi apapun untuk mendukung bisa pulih, itu sesuatu hal positif yang terus kita kerjakan,” jelasnya.
Sementara itu, Bupati Kabupaten Sleman, Kustini Sri Purnomo menyebut memelihara kesehatan jiwa hampir sama dengan memelihara kesehatan fisik.
Adanya psikologis klinis ini, diharapkan psikis masyarakat dapat sedikit terurai. Menurut Kustini, mental seseorang untuk dapat mengendalikan adalah hal yang hebat, namun disatu sisi juga memiliki beban yang berat.
“Dalam rangka untuk mewujudkan ‘Jadikan Kesehatan Mental sebagai Prioritas Global’ ini, bagaimana ketika kita berdialog dengan orang lain, banyak pemimpin-pemimpin yang bisa mengendalikan emosinya, namun apabila terkena sesuatu yang besar, psikisnya berkurang ini menunjukkan psikolog memang diperlukan untuk mengurai kegelisahan hati masyarakat,” jelas Kustini.
Selain itu, Kustini menuturkan Kabupaten Sleman sebagai wujud perhatian pada kesehatan mental menghadirkan inovasi Masyarakat Tangguh Sehat Jiwa (Mata Hati) yang bertujuan menjadikan kesehatan jiwa sebagai pembangunan manusia seutuhnya. Menurutnya, pasca terkena covid banyak masyarakat yang memerlukan dukungan psikolog untuk dapat mengurangi beban.
“Kami mendorong upaya promosi pentingnya kesehatan jiwa, pencegahan stigmna dan perburukan masalah dan gangguan jiwa, pengobatan serta rehabilitasi jiwa yang menyeluruh demi terwujudnya Sleman sebagai rumah bersama. Selain mengampu keluh kesah masyarakat dengan 25 tenaga psikologis klinis di setiap Puskesmas yang ada di Kabupaten Sleman tadi, kami juga bisa membantu masyarakat yang berada di luar daerah melalui daring,” ucap Kustini. (riz/hdl)