Yogyakarta (pilar.id) – Gunung Merapi kembali erupsi. Kali ini, erupsi yang terjadi di Gunung Merapi diikuti dengan guguran awan panas serta lontaran lava.
Menurut pengamatan dari Magma Indonesia, erupsi yang terjadi di Gunung Merapi pada Sabtu (11/3/2023) kali ini diikuti dengan 9 kali gempa guguran.
Dimana, gempa guguran Gunung Merapi tersebut memiliki amplitudo antara 4 sampai 11 milimeter dengan lama gempa antara 43,9 hingga 96,6 detik.
Selain itu, Gunung Merapi juga mengeluarkan 19 kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo antara 9 sampai 12 milimeter.
Akibat dari aktivitas vulkanis tersebut, potensi guguran lava di sekitar Gunung Merapi saat ini mulai meluas hingga radius 7 kilometer.
Dimana, Guguran Lava dan awan panas terpantau mengarah ke selatan dan barat daya. Sehingga, memiliki potensi besar untuk tiba di Sungai Boyong yang berjarak 5 km dari puncak Merapi, Sungai Bedog Krasak, dan Sungai Bebeng yang keduanya berjarak sekitar 7 km dari puncak merapi.
Sementara itu, lontaran abu vulkanik jika terjadi letusan eksploitatif diperkirakan akan menjangkau radius hingga 3 km dari puncak Gunung Merapi.
Menindaklanjuti erupsi yang terjadi di Gunung Merapi tersebut, Magma Indonesia memberikan 3 rekomendasi kepada masyarakat di sekitar Gunung Merapi yakni:
1. Masyarakat diminta agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya atau radius 7 km dari puncak Merapi.
2. Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar Gunung Merapi.
3. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka satatus Gunugn Merapi akan segera ditinjau kembali. (fat)