Surabaya (pilar.id) – Namanya sangat populer di kampung ini. Maklum, menyebut nama Aseyan, 52 tahun, warga setempat langsung manggut-manggut menyebut, “Oh, pak RT”.
Ya, Aseyan adalah Ketua RT 3 di Tembok Gede III, Surabaya. Selain jadi tokoh rukun tetangga, ia juga dikenal sebagai perajin dengan karya yang unik.
Ditemui di rumahnya, seperti biasa, ia sibuk mengutak-atik replika bonsai. “Ini dari limbah elektronik, dari tembaga, lalu saya olah menjadi replika tanaman bonsai,” akunya.
Selain bonsai, limbah barang elektronik itu juga ia sulap menjadi aksesoris jam dinding, lampu belajar, dan lampu tidur. Untuk memiliki produk bikinannya, kita cukup merogoh isi dompet kisaran Rp 50 ribu hingga Rp 200 ribu. Tergantung ukuran dan tingkat kesulitannya.
Aseyan adalah satu dari sekian warga yang memilih untuk terus berkarya. Tak heran jika kampungnya kemudian dikenal sebagai Kampung Pintar Suroboy. “Pemakaian limbah elektronik tersebut bertujuan untuk mengurangi sampah di lingkup perkampungan. Cara unik yang dilakukan warga merupakan kesadaran dan keterlibatan langsung dalam menanggani masalah sampah,” kata Aseyan. (pat)