Jakarta (pilar.id) – Wisma Atlet yang selama tiga tahun ke belakang telah dimanfaatkan menjadi rumah sakit darurat di masa pandemi Covid-19, disebut sebagai salah satu bukti nyata peran akitf Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam rangka menghadapi krisis.
Hal tersebut, disampaikan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir jelang penutupan Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, tanggal 31 Desember 2022 mendatang. Meski, hingga saat ini RSDC Wisma Atlet masih terus beroperasi dan memiliki pasien.
Jubir Satgas Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, hingga hari ini masih tersisa 4 orang pasien. Ia juga menegaskan, Satgas Covid-19 masih memfungsikan 1 tower RSDC dengan kapasitas 1.651 bed untuk kesiagaan dalam penanganan COVID ke depan.
“Sejalan dengan melandainya kasus COVID, ada penyesuaian jumlah fasilitas secara bertahap di tahun 2022 ini,” kata Prof Wiku, di Jakarta, Jumat (23/12/2022).
Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, penghentian operasional RSDC Wisma Atlet menjadi penanda yang bagus bagi Indonesia untuk melangkah maju ke depan.
Menurutnya, kehadiran RSDC Wisma Atlet merupakan bukti konkret keseriusan pemerintah dalam melindungi rakyat.
“Kita tentu masih ingat saat awal pandemi, bahu-membahu mendirikan RS khusus untuk penanganan covid-19,” ujar Erick.
Sejak dibuka pada Maret 2020, lanjut Erick, RSDC Wisma Atlet telah memberikan penanganan kepada 162.966 pasien hingga Maret 2022. Kala itu, Erick mengerahkan lebih dari 25 BUMN untuk bergerak cepat membantu pendirian RSDC Wisma Atlet Kemayoran.
BUMN tersebut di antaranya, PT Waskita Karya, Adhi Karya, PT Pembangunan Perumahan, dan Wijaya Karya bekerja sama melakukan pengerjaan dan perbaikan fisik bangunan untuk menjadi tempat isolasi yang representatif.
“Lalu ada Hotel Indonesia Natour (HIN) yang mengelola manajemen dan pelayanan di Wisma Atlet,” tutur Erick.
Erick mengatakan, sudah seharusnya BUMN berperan aktif dalam pembangunan Wisma Atlet. Sebab, BUMN tidak boleh menutup mata dengan situasi sulit yang dialami bangsa.
“Meski sudah berhenti, tapi jangan lupa perjuangan para nakes, TNI, Polri, relawan, dan banyak pihak. Banyak juga dari mereka yang harus berkorban dan berpulang, mari kita senantiasa mendoakan mereka,” lanjutnya.
Erick menyampaikan Indonesia kini seharusnya bisa bergerak lebih kencang dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Dia menilai tantangan dan persaingan pasca pandemi sudah di depan mata. Erick berharap kebersamaan dan rasa gotong royong selama pandemi dapat terus terjaga setelah pandemi berakhir.
“Mari sama-sama kita bergandengan tangan seperti saat menghadapi pandemi, dengan gotong-royong kita atasi segala tantangan yang ada di depan mata,” kata dia. (ach/fat)