Surabaya (pilar.id) – Teriakan dukungan ‘Ganjar Presiden’ menggema di sepanjang Jalan Pandegiling 223, Surabaya, pada Sabtu (6/5/2023). Ribuan orang tumpah ruah di jalan dan tampak sangat antusias menyambut kedatangan calon presiden dari PDIP, Ganjar Pranowo.
Ketika Ganjar tiba, ribuan orang langsung menyerbu mobil yang ditumpanginya. Mereka langsung berdesak-desakan untuk meminta foto dan bersalaman. Mereka juga bernyanyi dan mengelu-elukan nama Ganjar dengan riang.
“Ganjar Presiden, hidup Pak Ganjar. Njar ji, Njar beh. Ganjar siji Ganjar kabeh,” teriak simpatisan.
Mobil Ganjar tidak dapat bergerak karena kerumunan yang begitu ramai. Ganjar dan istrinya, Siti Atikoh, terpaksa berjalan kaki menuju ke gedung yang akan diresmikan sebagai posko pemenangan di Surabaya.
Posko tersebut bernama Posko Pemenangan Relawan Ganjar atau Posko Pande Giling. Posko Pande Giling merupakan posko bersejarah bagi PDIP di Surabaya. Posko ini didirikan oleh mantan Sekjen PDIP, Sutjipto, saat peristiwa Kuda Tuli 1996.
“Posko ini kami dirikan untuk mengingatkan perjuangan kita dulu melawan Orde Baru. Semangat yang sama kita satukan kembali hari ini untuk memenangkan Ganjar Pranowo,” kata koordinator relawan Ganjar Jawa Timur, Mat Mochtar.
Mochtar menambahkan, saat posko Pande Giling didirikan Sutjipto, semangatnya pada saat itu adalah membela Megawati Soekarnoputri. Posko didirikan untuk melawan penindasan Orde Baru.
“Dulu kita mampu menjadikan Ibu Megawati jadi Ketua Umum PDIP, mampu menjadikan Bu Megawati jadi wakil presiden dan jadi presiden. Jokowi jadi presiden. Sekarang kita harus menjadikan Pak Ganjar presiden. Siap?” pekik Cak Mokhtar.
“Siap!! Ganjar Presiden. Pasti menang,” teriak mereka kompak.
Ganjar dan istri terkesan dengan antusiasme dan sambutan masyarakat Surabaya yang tinggal di Pande Giling. Mereka merasa tersanjung dan terhormat mendapat sambutan yang sangat meriah dari masyarakat.
“Saya ke sini untuk bersilaturahmi. Saya tidak menyangka sambutannya seperti ini. Saya jadi teringat perjuangan masa lalu. Saya bangga semangat itu masih menyala,” kata Ganjar.
Posko Pande Giling menurut Ganjar adalah posko perjuangan. Di tempat ini, perlawanan terhadap penindasan dilakukan.
“Di sinilah, kita tidak pernah menyerah. Pak Tjip memberikan pelajaran pada kita semua, bahwa kita bukan banteng gembeng. Kita adalah banteng yang ketika disakiti, maka sungunya langsung keluar melawan ketidakadilan,” teriaknya.
Kedatangannya ke tempat itu, lanjut Ganjar semakin membakar semangatnya, bahwa semua kader PDIP adalah petarung. Namun, Ganjar mewanti-wanti bahwa semua pendukungnya adalah petarung yang memiliki etika dan selalu menghormati sesama saudara.
“Sekarang perjuangan baru dimulai. Mari kita rapatkan barisan, satukan kekuatan. Saya minta, semua yang berada pada barisan Ganjar Pranowo, tolong jangan menyakiti orang lain, jangan menghina orang lain, jangan membully dan jangan menyebar hoaks. Kita akan berkompetisi dengan sehat, dan kita tunjukkan kita punya hati dan nurani,” pungkasnya. (hdl)