Jakarta (pilar.id) – PT Pertamina telah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi jenis Pertamax menjadi Rp12.500 per liter. Itu artinya, saat ini selisih harga antara Pertamax dan BBM subsidi jenis Pertalite sekitar Rp5.000 per liter. Lalu, bagaimana dampaknya kepada masyarakat atau pengguna Pertamax?
Pengamat energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, menilai, selisih harga sebesar Rp5.000 itu akan berpengaruh kepada pengguna sepeda motor pengguna Pertamax. Dia memprediksi, akan terjadi migrasi BBM Pertamax ke Pertalite yang dilakukan oleh pengguna sepeda motor.
Menurut dia, potensi terjadinya migrasi besar-besaran dari Pertamax ke Pertalite tidak akan terjadi. Karena pada dasarnya segmen atau konsumen Pertamax adalah kelas menengah ke atas yang rata-rata menggunakan mobil mewah. Mereka tidak serta merta pindah ke Pertalite sekalipun selisih harganya Rp5.000 per liter.
“Kalaupun terjadi migrasi, sangat kecil atau hanya 2 persen dari total penguna Pertamax. Misalnya pengguna sepeda motornya, dan mobil kelas menengah. mereka akan pindah karena selisih harga antara Pertamax dan Pertalite cukup besar,” kata Fahmy kepada Pilar.id, Jumat (8/4/2022).
Adapun, sempat terjadinya antrean panjang pengguna kendaraan jenis Pertalite dan terjadinya kelangkaan di beberapa SPBU kemarin, lebih karena disebabkan oleh penyataan Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan siap rencana menaikkan harga Pertalite.
“Setelah Luhut mengemukakan wacana bahwa nanti dalam waktu dekat Pertalite akan naik, itu yang menyulut panic buying. Bukan karena migrasi atau disebabkan oleh kenaikan harga Pertamax,” kata dia.
Berikut update atau selisih harga terbaru Pertamax dan Pertalite di seluruh Indonesia, seperti dikutip dari mypertamina.id:
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp12.500
Provinsi Sumatera Utara
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp12.750
Provinsi Sumatera Barat
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp12.750
Provinsi Riau
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp13.000
Provinsi Kepulauan Riau
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp13.000
Kodya Batam (FTZ)
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp13.000
Provinsi Jambi
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp12.750
Provinsi Bengkulu
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp13.000
Provinsi Sumatera Selatan
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp12.750
Provinsi Bangka-Belitung
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp12.750
Provinsi Lampung
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp12.750
Provinsi DKI Jakarta
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp12.500
Provinsi Banten
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp12.500
Provinsi Jawa Barat
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp12.500
Provinsi Jawa Tengah
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp12.500
Provinsi DI Yogyakarta
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp12.500
Provinsi Jawa Timur
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp12.500
Provinsi Bali
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp12.500
Provinsi Nusa Tenggara Barat
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp12.500
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp12.500
Provinsi Kalimantan Barat
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp12.750
Provinsi Kalimantan Tengah
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp12.750
Provinsi Kalimantan Selatan
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp12.750
Provinsi Kalimantan Timur
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp12.750
Provinsi Kalimantan Utara
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp12.750
Provinsi Sulawesi Utara
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp12.750
Provinsi Gorontalo
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp12.750
Provinsi Sulawesi Tengah
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp12.750
Provinsi Sulawesi Tenggara
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp12.750
Provinsi Sulawesi Selatan
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp12.750
Provinsi Sulawesi Barat
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp12.750
Provinsi Maluku
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp12.750
Provinsi Maluku Utara
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp12.750
Provinsi Papua
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp12.750
Provinsi Papua Barat
Pertalite: Rp7.650
Pertamax: Rp12.750
(her/din)