Brebes (pilar.id) – Bagi warga Jawa Tengah, menyebut nama Desa Kaliwadas, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, yang diingat adalah industri kerajinan alat musik islami. Mulai dari rebana, hadrah, marawis, hingga beduk.
Maklum, di desa ini terdapat kerajinan alat musik yang cukup populer, tepatnya di Desa Kaliwadas RT 01 RW 02. Adalah M. Rizki Dani Pahlevi, perajin di Kaliwadas, yang setia berkarya hingga kini.
Sayang, memasuki pandemi lalu, penjualan produk kerajinannya turun drastis. Saat ia mencoba terus bertahan, beberapa perajin lain terpaksa gulung tikar.
Rizki dan pengusaha rebana lainnya mencoba terus bertahan. Ada yang mengurangi jumlah produksi, ada yang memanfaatkan media promosi gratisan di jagad maya, dan masih banyak lagi.
“Waktu pandemi seperti jalan di tempat, bahkan ada yang gulung tikar. Jadi berbagai cara dilakukan. Ada yang berjualan online dan masuk-masuk ke toko,” kenang Rizki.
Sebagai warga Jawa Tengah, Rizki juga memanfaatkan Lapak Ganjar, ruang promosi online bagi UMKM yang diinisiasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Rizki mengaku, ia memanfaatkan lapak ini pada tahun 2020 dan 2021. “Alhamdulillah membantu saya dan teman-teman bisa dikenal secara nasional dan berimbas pada penjualan,” ungkapnya.
Produk alat musiknya dikenal lebih luas, dan ia mulai dibanjiri orderan. Bukan hanya alat musik saja, berkat Lapak Ganjar tersebut permintaan beduk juga meningkat.
Di bulan Ramadan lalu, Rizki mendapat 30 buah pesanan beduk dari berbagai kabupaten sekitar. “Alhamdulillah bikin 30 bedug dengan harga variasi. Alhamdulillah kehabisan stok bedug habis semua,” jelas Rizki.
Hingga kini, Rizki terus berinovasi dan gencar berpromosi. Ia juga rajin memposting produk baru di instagram miliknya, @danymusicbumiayu.
“Permintaan dari konsumen sendiri paling banyak dari kabupaten sebelah, seperti Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Tegal, Pemalang, Pekalongan dan sekitarnya,” kata Rizki.
Dari situ, ia bisa menjual alat musik rebana dengan harga Rp750 ribu hingga Rp 1,5 juta. Sedangkan beduk Rp 12 juta sampai Rp 14 juta, tergantung ukuran dan motif.
Dari usaha yang berjalan, Rizki bisa merangkul tenaga kerja yang ikut merasakan rezeki. “Untuk saat ini saya masih punya lima perajin, itu untuk proses produksi,” katanya. (hdl)