Surabaya (pilar.id) – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) Republik Indonesia memberikan penghargaan kepada SMPN 28 Kota Surabaya atas prestasinya dalam memenuhi standarisasi satuan pendidikan ramah anak. Penghargaan ini diberikan pada jenjang SMP tahun 2023 dengan nilai tertinggi. Acara penganugerahan berlangsung di Jakarta pada Senin (20/11/2023).
Pencapaian SMPN 28 Kota Surabaya ini merupakan hasil dari berbagai program yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Surabaya, bersama dengan seluruh pemangku kepentingan, dalam rangka mewujudkan Kota Layak Anak Tingkat Dunia. SMPN 28 berhasil memenuhi standar satuan pendidikan ramah anak dengan nilai tertinggi.
Yusuf Masruh, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, menjelaskan bahwa SMPN 28 telah menjadi pilot project dalam menerapkan sekolah inklusi di Kota Surabaya, yakni dengan mengakomodasi dan mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus. Selain itu, sekolah ini juga memastikan terciptanya ruang yang aman bagi anak-anak, khususnya dalam mencegah perundungan atau bullying di lingkungan pendidikan.
“Alhamdulillah SMPN 28 mendapatkan nilai yang sempurna, yaitu 100. Sekolah harus menjadi ruang aman bagi anak, termasuk dengan meminimalisir perundungan atau bullying untuk mewujudkan sekolah ramah anak,” kata Yusuf pada Selasa (21/11/2023).
Menurut Yusuf, penilaian dari Kemen PPA melibatkan komitmen dari seluruh warga sekolah, orang tua, masyarakat, camat, lurah, dan pihak terkait lainnya terhadap pelaksanaan program anti-bullying dan anti-kekerasan seksual. Selain itu, toleransi terhadap anak-anak inklusi juga menjadi fokus, memastikan bahwa mereka memiliki hak yang sama dalam mengakses pendidikan. Hal ini selaras dengan kurikulum Merdeka yang terintegrasi dengan program Sekolahe Arek (Aman, Rekreatif, Edukatif, dan Kolaboratif) Suroboyo (SAS).
“Sekolahe Arek Suroboyo ini terkait dengan pemberian tugas-tugas yang terorganisir agar tuntas di sekolah. Program ini juga menjadi ruang aman untuk mewujudkan sekolah ramah anak,” tambahnya.
SMPN 28 Surabaya menjadi sekolah pertama di Kota Surabaya yang berhasil memenuhi standar satuan pendidikan ramah anak dengan nilai tertinggi pada jenjang SMP tahun 2023. Yusuf menekankan bahwa penghargaan ini tidak hanya mencerminkan komitmen, tetapi juga implementasi nyata. Pemkot Surabaya akan terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan untuk memenuhi hak pendidikan anak sesuai dengan kebutuhan dan model pembelajaran yang sesuai.
“Ini menjadi motivasi dan inspirasi untuk semua sekolah, bukan hanya untuk meraih penghargaan tetapi untuk melaksanakan kebiasaan positif yang dapat diterapkan terus-menerus. Harapannya, ini dapat menjadi budaya positif di sekolah, kota, bahkan bangsa kita,” ungkap Yusuf.
Ida Widayanti, Kepala Dinas Pemberdayaan, Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Kota Surabaya, menyatakan bahwa SMPN 28 Surabaya juga telah mendapatkan sertifikasi sekolah ramah anak. Hal ini mendukung upaya Surabaya untuk menjadi Kota Layak Anak Tingkat Dunia.
“Kota Surabaya melalui Forum Anak Surabaya (FAS) baru-baru ini meraih Atmaja Award untuk Forum Anak Kota/Kabupaten Terbaik se-Jawa Timur. Ke depan, kita akan terus mewadahi potensi mereka,” ujar Ida.
FAS turut berkontribusi dalam sosialisasi dan edukasi pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak di tingkat masyarakat, termasuk di Balai RW. “Mereka turun di sekolah hingga Balai RW, dan terus bergerak melakukan itu. Kolaborasi bersama FAS dan stakeholder terus dilakukan untuk mendorong Surabaya sebagai Kota Layak Anak Tingkat Dunia,” tambahnya. (ipl/hdl)