Jakarta (pilar.id) – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, nilai impor Indonesia pada Mei 2022 mencapai USD18,6 miliar. Nilai impor ini lebih rendah dibanding April 2022 karena melemahnya impor migas dan nonmigas.
“Impor kita dengan pertumbuhan 30,7 persen, ini perlu juga untuk kita waspadai,” jelas Sri Mulyani, di Jakarta, Jumat (24/6/2022).
Menurut Sri Mulyani, impor pertumbuhan impor lebih tinggi dibanding eskpor Indonesia. Meskipun level nilai impor masih lebih rendah.
“Ini artinya, trade balance kita bisa kalau kita tidak terus menjaga kinerja eskpor, suatu saat juga bisa makin mengecil surplusnya,” jelas Sri Mulyani.
Sementara untuk nilai ekspor Mei 2022 mencapai USD21,5 miliar. Menurut Sri Mulyani, angka tersebut masih surplus pertumbuhannya meskipun mengalami pelemahan dibanding bulan sebelumnya.
“Pelemahan bersumber dari eskpor nonmigas, termasuk pelarangan CPO, namun ekspor migas malah meningkat,” kata Sri Mulyani.
Menurut Sri Mulyani, hingga saat ini, baik year on year maupun year to date pertumbuhan eskpor dan impor masih sangat tinggi. Penguatan ekspor ditandai dengan pemulihan ekonomi dan permintaan komoditas global.
“Meskipun sekarang mengalami pelemahan di dunia. Dan itu terlihat dari tren ekspor kita,” kata Sri Mulyani.
Lebih jauh, Sri Mulyani menjelaskan, importasi dilakukan untuk pembelian bahan baku dan barang modal. Tingginya impor tersebut juga menggambarkan pemulihan ekonomi dalam negeri.
“Dengan demikian neraca perdagangan kita masih mencatatkan surplus USD19,79 miliar,” pungkasnya. (din/Antara)