Tuban (pilar.id) – Puluhan perempuan dari komunitas Wanita Peduli Silowo (Wadusil) beserta wanita peduli lingkungan wringinanom asal gresik dan ECOTON, melakukan soslialisasi dan edukasi tentang pengelolaan sampah dan pengendalian sampah plastik, pada Senin (10/10/2022) di desa Mandirejo, Tuban
Kegiatan tersebut bertujuan, untuk melindungi kawasan wisata wilayah desa Mandirejo, Tuban dan diinisiasi Kepala Desa Mandirejo untuk memberikan pemahaman pengelolaan sampah di kawasan wisata.
Dalam kegiatan sosialisasi, Dita Fauzi selaku anggota komunitas perempuan peduli silowo menyampaikan bahwa saat ini dirinya memanfaatan produk hasil sumberdaya alam di sekitar lokasi Silowo seperti aneka olahan dari sagu yang bisa menjadi beberapa makanan, seperti Pentol sagu, bubur sagu, gendos dan krupuk sagu.
“Hal ini membantu dalam segi perekonomian warga ketika olahan tersebut menjadi oleh-oleh dan di jual ke pengunjung wisata,” ujarnya.
Dari ECOTON juga menghadirkan pemateri, yaitu Direktur Eksekutif Ecoton Daru Setyorini, dalam materinya menyampaikan tentang kondisi lingkungan yang saat ini tercemar oleh sampah dan plastik, sungai sudah penuh dengan plastik dan membebani lingkungan.
Lebih lanjut, Daru menyebut pelayanan untuk persampahan hanya mencakup 30%, jadi masyarakat membuang sampah ke sungai yang nantinya akan bermuara ke laut dan akan mencemari pesisir pantai dan melilit mangrove.
“Dampaknya adalah genersai penerus kita yang akan menanggung akibatnya , karena tidak bisa menikmati sungai yang bersih, pantai yang indah dan melihat banyaknya ikan ikan di perairan,” paparnya.
Ia memberi contoh pada penggunaan tas kresek yang hanya dipakai tidak lebih dari 5 menit, tetapi dampaknya ratusan tahun, karena plastik tidak bisa terurai oleh alam dan mencemari ikan dan air
Tak hanya itu, kebiasaan membakar sampah plastik, juga akan menghasilkan senyawa beracun yang bernama Dioksin penyebab Kanker. Plastik juga menyebabkan ganguan sistem hormon pada manusia yang mengakibatkan menopause dini, senyawa phalate di plastik akan menggagu sistem dan organ reproduksi manusia.
“Solusi yang bisa kita lakukan adalah mengurangi pemakaian plastik sekali pakai, dalam aktifitas sehari hari, seperti membawa tas belanja guna ulang atau tas keranjang, membawa tumbler dan tidak memakai sedotan” tuturnya
Selain itu dalam aksi sosialisasi tersebut, Christa Nooy selaku Konsultan dari Makara Belanda menyampaikan pengalamanya di negara belanda bahwa setiap toko sudah tidak menyediakan plastik.
“Mereka juga akan memberikan potongan harga untuk pengunjung yang membawa tempat dari rumah, disana juga banyak toko refil sehingga, jadi kita tidak membali kemasannya tetapi hanya bahan atau isinya saja,” pungkasnya. (jel/fat)