Kulon Progo (pilar.id) – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kulon Progo melakukan kampanye atau edukasi gerakan mengolah sampah kepada masyarakat kulon progo dengan menggelar Grebeg Sampah di Balai Kalurahan Brosot, Galur, Kulon Progo, Minggu (25/9/2022).
Gerebek Sampah di Brosot diisi dengan kirab budaya dengan setiap Padukuhan menampilkan aneka kreasi pengolahan sampah. Acara ini menggandeng 12 Kalurahan Desa Duta Budaya untuk mulai melakukan 3R yakni, Reuse, Reduce dan Recycle.
Kepala DLH Kulon Progo, Sumarsana mengatakan kegiatan 3R ini diwadahi dalam sebuah lembaga bernama Bank Sampah, dimana keberadaannya yang cukup penting dan strategis untuk dikembangkan sebagai salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan sampah.
Kegiatan 3R ini dapat mengurangi sesuatu yang dapat menimbulkan sampah, kegiatan penggunaan kembali sampah yang layak pakai dan kegiatan mengelola sampah untuk dijadikan produk lain.
“Masyarakat harus mulai mengenal bahwa sampah ke depan kalau tidak dimulai kegiatan 3R dipisah, dipilah, dipilih dari rumah tangga dari sekarang akan menjadi masalah tersendiri untuk lingkungan. Salah satunya dengan adanya 12 Kalurahan Desa Duta Budaya sehingga masyarakat punya kebiasaan bersih desa untuk memelihara alam. Mulai sekarang yuk, mulai memelihara alam dengan pilah pilih sampahnya,” jelas Sumarsana, Minggu (25/9/2022).
Menurutnya, Di Kulon Progo masih banyak masyarakat yang memiliki pekarangan rumah yang longar, sehingga sampah organik bisa terselesaikan di lingkungannya masing-masing. Kemudian, sampah non organik apabila masih dapat digunakan dapat dipilah, namun apabila tidak bisa dapat diserahkan ke Bank Sampah masing-masing Kalurahan untuk selanjutnya dikembalikan pada produsen produk tersebut.
“Bank Sampah ini nantinya mensosialisasikan dan menggerakkan masyarakat untuk menampung dengan memilah dan memilih sampah tersebut. Jadi, semua sampah itu tidak dibuang di sembarang tempat seperti sungai sehingga jalan saluran air di Kulon Progo bisa terhindar dari permasalahan sampah,” terangnya.
Sementara itu, Staf Ahli Bupati bidang Ekonomi dan Pembangunan, Eka Pranyata menuturkan saat ini sampah tidak lagi dipandang sebagai residu yang tidak layak untuk disentuh dan harus segera disingkirkan dari rumah, namun sampah harus dipandang sebagai residu yang masih dapat diambil manfaatnya guna meningkatkan kehidupan masyarakat.
“Melalui kegiatan Grebeg Sampah ini, mari dimulai dari diri kita sendiri untuk tidak membuang sampah sembarangan, agar lingkungan sekitar selalu bersih. Setelah itu dimulai dari rumah tangga masing-masing, mari kita mulai memilah sampah, agar sampah yang kita hasilkan dapat dikelola dengan baik,” kata Eka, Minggu (25/9/2022). (riz/fat)