Surabaya (pilar.id) – Berlokasi di Jalan Taman AIS Nasution Nomor 15, Embong Kaliasin, Kota Surabaya, ada sebuah bangunan tua dengan gaya Eropa berdiri. Di bagian depan gedung tersebut, terpampang tulisan Wisma Jerman.
Meski nama depannya adalah Wisma namun, bangunan tersebut bukanlah sebuah penginapan. Wisma Jerman merupakan sebuah organisasi yang berdiri dari kerja sama bilateral antara Indonesia dengan Jerman.
Wisma Jerman menjadi salah satu saksi sejarah panjang kerja sama antara Indonesia dan Jerman yang bermula di tahun 1960 an. Mula-mula, organisasi ini memiliki nama Goethe Institut dan berdiri di tahun 1960 an.
Namun diakhir tahun 2000an, Goethe Institut berubah menjadi Goethe Zentrum dan mengalami keterpurukkan. Kondisi ini, justru menjadi titik mula dari lahirnya Wisma Jerman.
Hingga di tahun 2010, Kamar Dagang dan Industri Jerman-Indonesia (EKONID), serta Goethe Institut dan Kedutaan Besar Jerman, mendirikan sebuah organisasi baru, bernama Wisma Jerman atau Rumah Jerman yang berada dibawah sponsor Yayasan Mitra Indonesia-Jerman.
“Wisma Jerman jadi bukan tempat penginapan, atau hotel seperti yang dikira banyak orang. Tetapi tempat belajar bahasa, budaya dan ekonomi tentang Jerman,” terang Direktur Wisma Jerman, Mike Neuber saat Media Gathering di Surabaya, Rabu (8/3/2023) .
Ia juga menyebut ada beberapa fasilitas yang terdapat di Wisma Jerman, diantaranya ruang kelas, lalu 13 pengajar yang telah tersertifikasi, perpustakaan dengan koleksi sekitar 2000 ribu yang 1800nya menggunakan bahasa Jerman, lalu ada hall dan kantin
Selain itu, ia menyebut ada sekitar 30 pekerja tetap dan tidak tetap yang bekerja di Wisma Jerman, dengan tiga divisi utama, yaitu bahasa, budaya dan ekonomi.
Seperti yang disampaikan Yohana selaku wakil divisi bahasa, jika di divisi bahasa ada beberapa aktivitas, seperti super intensif, yaitu pembelajaran bahasa jerman yang dilakukan setiap hari layaknya sekolah, lalu intensif pembelajaran bahasa jerman yang pembelajarannya hanya 2-3 hari dalam seminggu
“Lalu ada ujian demi mendapatkan goethe sertifikat, yang sangat diperlukan bagi siapapun yang ingin tinggal atau studi ke Jerman, serta ada DAF dan AS, serta ada konsultasi studi seperti informasi beasiswa dan persiapan studi ke Jerman, dan ada bibliothek,” rincinya.
Selain itu, di Wisma Jerman juga menyediakan proyek pra integrasi yang dibuat dengan tujuan memberikan konsultasi tinggal dan hidup di Jerman, yang telah ada sejak tahun 2013
“Target proyek ini bagi orang-orang yang akan membuat visa permanen atau yang ingin menikah dengan orang Jerman, bekerja dan menemui orang di Jerman, jadi dari proyek ini kami bisa bantu agar orang yang mau tinggal di Jerman, setidaknya tidak mengalami gegar budaya,” ucapnya.
Tak hanya itu, Wisma Jerman juga rutin menggelar sejumlah event, seperti Oktober Festival, Open House, dan yang akan digelar di bulan April akan ada Indonesia-Jerman Dance Showcase yang bekerjasama sama dengan Dimar Dance Theatre, serta sejumlah event lainnya sepanjang tahun 2023
Maka dari itu, adanya pertemuan dengan sejumlah media ini, sebagai wujud Wisma Jerman untuk mengenalkan event yang diselenggarakan oleh Wisma Jerman serta fungsi dan manfaat yang bisa didapat dari Wisma Jerman kepada masyarakat luas.
“Harapannya masyarakat indonesia lebih mengenal wisma Jerman melalui pertemuan media ini, serta kami lihat minat masyarakat indonesia terhadap Jerman tinggi, maka kami bantu wujudkan itu dengan mengenalkan budaya dan bahasa melalui Wisma Jerman,” tutup Mike (jel/fat)