Surabaya (pilar.id) – Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia, pada Senin (10/10/2022), dua seniman muda asal Surabaya menggelar sebuah pertunjukan di ruang terbuka. Mereka adalah Ambawani Gelar dan Dimas Ijat.
Keduanya, menggelar pertunjukan seni di Istal Kuda Tambak Bayan Tengah, Surabaya. Dalam penampilan yang bertemakan Find Your Home ini, Dimas dan Amba menyalakan lilin yang dibentuk lingkaran. Lalu mereka duduk ditengah sembari mengobrol, meluapkan emosi dan beban mereka masing-masing.
Seperti yang disampaikan oleh Amba, jika konsep penampilan ini dibuat secara dadakan. Adanya lilin sebagai simbol arah dan api adalah harapan, sedangkan lingkaran merupakan representasi dari ruang atau rumah yang kita anggap aman
“Inisiatif dari acara ini dari Dimas yang tiba-tiba mengajak aku tampil. Konsepnya baru kita buat tadi, pokoknya duduk cerita tentang kisahku dan Dimas. Terus kita tambahkan dengan backsound suara orang berisik. Tetapi kita tetap fokus bercerita,” jelasnya.
Hal itu juga dibenarkan oleh Dimas, jika dirinya baru terfikir ingin membuat penampilan dalam memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia ini, ketika hari Selasa minggu lalu dan ingin mengajak Amba yang merupakan mahasiswa jurusan tari tersebut
“Inginnya menyajikan penampilan ini di ruang terbuka dan bisa ditonton orang umum yang belum tahu tentang kesehatan mental. Tetapi disini saya rasa juga sudah cukup, untuk menyampaikan pesan tersebut,” ucapnya.
Tak hanya penampilan, namun dalam acara yang didukung oleh Institut Seni Tambak Bayan ini, juga memberikan kesempatan kepada para pengunjung untuk menceritakan pengalamannya dalam menghadapi kesehatan mental disekitarnya atau dirinya.
Salah satunya, seperti yang diceritakan oleh Maman Paiman seorang pelukis poster film, yang menceritakan pengalaman anaknya yang mengidap Bipolar karena sangat terobsesi dengan gaya hidup mewah.
” Walau 7 tahun baru sembuh dan sampai saat ini masih perlu sesekali kontrol, dari situ saya mendalami mengenai bipolar dan skizofernia,” papar pria 73 tahun ini.
Adanya kegiatan ini, Amba dan Dimas berharap agar masyarakat Indonesia lebih peduli terhadap isu-isu kesehatan mental dan jangan meremehkan atau menuding sakit mental karena kurang ibadah.
Dalam penutupnya, Amba dan Dimas menjawab pertanyaan dari peserta, mengenai definisi rumah bagi mereka. Dimas menjawab, jika sampai saat ini rumahnya adalah dirinya saat ini.
Begitu juga dengan Amba, ia menyampaikan jika rumah sebagai tempat aman, serta nyaman dan menemukan rumah adalah proses. Sampai saat ini, sebagian besar rumahku adalah diriku sndiri.
“Sejauh ini, ternyata diriku sendiri yang bisa jadi rumah. Kita semua layak hidup, bahagia. Rasa kalian valid, pilihan kita tepat,” tutup Amba. (jel/fat)