Trenggalek (pilar.id) – Kabupaten Trenggalek terletak di wilayah selatan Jawa Timur. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo di utara, Kabupaten Malang di timur, Samudera Hindia di selatan, dan Kabupaten Pacitan di barat.
Trenggalek memiliki wilayah yang sangat beragam, mulai dari dataran rendah hingga pegunungan. Di wilayah pegunungan, terdapat Gunung Gandrungmanis yang menjadi salah satu destinasi wisata alam favorit di Trenggalek. Gunung ini memiliki ketinggian 2.600 meter di atas permukaan laut dan menawarkan pemandangan yang sangat indah.
Selain Gunung Gandrungmanis, Trenggalek juga memiliki banyak wisata alam, budaya dan sejarah. Salah satu destinasi wisata budaya yang terkenal di Trenggalek adalah Candi Songgoriti. Candi ini dibangun pada abad ke-8 dan merupakan salah satu candi bersejarah di Jawa Timur.
Trenggalek juga memiliki banyak destinasi wisata budaya lainnya, seperti Makam Mbah Rono, Makam Mbah Surodipo, dan Benteng Surodipo. Wisata-wisata budaya ini menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin mempelajari sejarah dan budaya Trenggalek.
Trenggalek merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang memiliki potensi pariwisata yang sangat besar. Dengan keindahan alam, budaya, dan sejarahnya, Trenggalek layak disebut sebagai surga alam di selatan Jawa Timur. Berikut adalah empat pantai andalan di Kabupaten Trenggalek.
1. Pantai Mutiara
Pantai Mutiara, sebuah surga alami yang tersembunyi, berlokasi di Dusun Karanggongso RT 37 RW 06, Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, telah menjadi destinasi unggulan bagi para pencari kedamaian dan keindahan alam di Jawa Timur.
Dengan hanya berjarak 5,2 kilometer dari Pantai Prigi, Anda dapat mencapai Pantai Mutiara dalam 15 menit perjalanan menggunakan motor. Bagi mereka yang berangkat dari pusat kota Trenggalek, jaraknya sekitar 45 kilometer, dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 27 menit menggunakan motor.
Pantai Mutiara terletak di kawasan Tanah Kawasan Hutan, dan saat ini tersedia untuk kerjasama pengelolaan (KSO). Kelompok Masyarakat Wisata setempat saat ini secara swadaya mengelola pantai ini, yang memiliki luas lahan sekitar 5 hektar.
Sebelum tahun 2019, terumbu karang di Pantai Mutiara telah mengalami kerusakan yang signifikan. Namun, Dinas Kelautan Provinsi Jawa Timur telah mengambil langkah penting untuk memulihkan ekosistem laut ini dengan meluncurkan program-program seperti rumah ikan, terumbu karang tahap 1, terumbu karang tahap 2, terumbu karang tahap 3, transplantasi terumbu karang, dan banyak program lainnya.
Sejak penanaman terumbu karang pada tahun 2019, Pantai Mutiara telah menjadi rumah bagi berbagai spesies ikan, termasuk gurita, cumi-cumi, ekor kuning (lokal disebut ikan mumuk), giant travelling, kakap merah, dan kerapu. Pertumbuhan karang yang optimal di Pantai Mutiara dapat dijelaskan oleh pertemuan empat arus di Teluk Prigi. Yang lebih unik lagi, proses penanaman terumbu karang di Pantai Mutiara menggunakan metode bioreeftek dengan menggunakan bahan alami berupa batok kelapa.
Nama “Mutiara” dipilih untuk pantai ini karena memang pantai ini memancarkan keindahan seperti mutiara. Pantai Mutiara menawarkan pemandangan laut yang luas dengan latar belakang pegunungan dan batuan alami. Sensasi ketenangan yang ada di Pantai Mutiara menjadikannya tempat yang ideal untuk berkeliling dan menyembuhkan diri.
Pantai Mutiara juga menjadi surga bagi para penggemar media sosial dengan banyak spot “Instagramable” yang sempurna untuk mengambil foto dan video indah. Ayunan kayu buatan tangan menambah pesona pantai ini, terutama ayunan yang menghadap langsung ke laut yang telah menjadi salah satu spot yang paling viral di sini.
Salah satu karakteristik utama Pantai Mutiara adalah ombaknya yang tenang, berbeda dengan pantai-pantai selatan lainnya. Hal ini memungkinkan para wisatawan untuk dengan nyaman menikmati berbagai olahraga air dan permainan seperti sepeda air, bola air, speed boat, jet ski, snorkeling, banana boat, dan rolling donut.
Di balik kebiruan laut Pantai Mutiara, tersimpan berbagai keindahan bawah laut yang menakjubkan. Terumbu karang yang indah dan habitat ikan yang terjaga memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi selam yang menarik di Trenggalek.
Menurut Mas Ipin, Bupati Trenggalek, saat ini terumbu karang baru, gurita, dan berbagai jenis ikan sudah mulai berkembang kembali di sekitar Pantai Mutiara. Keindahan alam Pantai Mutiara ini memang mampu memukau siapa pun yang datang berkunjung, bahkan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, rutin mengunjungi pantai ini setiap bulannya.
Kelestarian Pantai Mutiara harus terus dijaga agar semua orang dapat menikmati keindahannya. Dulu, terumbu karang di Pantai Mutiara mengalami pemutihan akibat pemanasan global dan kerusakan oleh praktik seperti penggunaan potas, bom penangkapan ikan, dan lainnya. Ini mengakibatkan putusnya rantai makanan dan memaksa nelayan untuk memancing lebih jauh.
Jika ekosistem laut dapat terus tumbuh dan berkembang dengan baik, nelayan dan masyarakat setempat dapat merasakan berkahnya tanpa perlu melakukan eksploitasi berlebihan seperti yang pernah terjadi. Dengan demikian, kita semua dapat terus kembali ke Pantai Mutiara untuk menyembuhkan diri dan berburu foto-foto estetik yang memukau.
Meskipun jalannya menuju Pantai Mutiara bisa agak sulit karena banyaknya lubang, para wisatawan yang ingin mengunjungi tempat ini sebaiknya tetap berhati-hati agar sampai dengan selamat ke destinasi yang memukau ini. Pantai Mutiara Trenggalek adalah persembahan alam yang patut dijaga dan dinikmati oleh generasi-generasi mendatang.
2. Pantai Prigi
Pantai Prigi, sebuah surga alam yang terletak di Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, menjadi incaran para wisatawan. Selain dikenal sebagai salah satu pusat penjualan ikan terbesar di Jawa Timur, Pantai Prigi juga menawarkan berbagai fasilitas yang membuat pengunjung betah berlama-lama, seperti area parkir, camping ground, sport center, hotel, dan restoran. Lokasinya mudah diakses melalui berbagai moda transportasi darat, termasuk bus, mobil van, dan sepeda motor.
Salah satu daya tarik utama Pantai Prigi adalah formasi batu-batunya yang menakjubkan, terutama di pesisir baratnya. Teluk utama di Pantai Prigi digunakan sebagai pelabuhan oleh para nelayan, menjadikannya juga sebagai tempat wisata perikanan yang besar.
Tak hanya itu, Pantai Prigi juga menjadi tempat untuk upacara adat Labuh Laut Larung Sembonyo, sebuah bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kelimpahan ikan di laut. Upacara ini diselenggarakan setiap tahun dan merupakan bagian penting dari kearifan budaya Trenggalek yang patut dijaga dan dihargai oleh para pelancong.
Saat perjalanan menuju Pantai Prigi, para pengunjung juga akan dimanjakan oleh keindahan alam sekitarnya, dengan pemandangan pegunungan hijau yang memeluk wilayah Kecamatan Watulimo.
Tidak hanya dikenal di era media sosial, Pantai Prigi telah menjadi destinasi wisata sejak zaman kolonial Belanda. Bukti sejarahnya terdokumentasi dalam koleksi foto Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV), lembaga penelitian Belanda yang fokus pada Asia Tenggara, Oseania, dan Karibia.
Dalam catatan sejarah, daerah Prigi awalnya adalah proyek pembangunan yang dilakukan oleh Tumenggung Yudha Negara, seorang utusan dari Kasunanan Surakarta. Dia diberi tanggung jawab untuk mengembangkan lahan di wilayah Mancanegara Timur Kasunanan Surakarta. Setibanya di Prigi, Tumenggung Yudha Negara menemukan banyak mata air, sehingga wilayah tersebut dinamai “Prigi,” yang dalam bahasa Sanskerta berarti “mata air.” Nama ini kemudian menyempit menjadi wilayah sekitar pantai.
Pantai Prigi berada di Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Indonesia. Jaraknya sekitar 60 kilometer dari pusat Kota Trenggalek dan 110 kilometer dari pusat Kota Surabaya. Pantai Prigi dapat diakses melalui kendaraan pribadi atau transportasi umum seperti bus, travel, dan sepeda motor.
Jika menggunakan kendaraan pribadi, Anda dapat mengikuti jalur Surabaya – Kertosono – Trenggalek – Prigi. Bagi yang memilih transportasi umum, naiklah bus jurusan Trenggalek dan turun di terminal Trenggalek atau Durenan, lalu melanjutkan perjalanan dengan angkutan umum atau ojek. Untuk kenyamanan, disarankan mengikuti jalur utama yang lebih mudah diakses.
Pantai Prigi dapat dikunjungi sepanjang tahun, tetapi disarankan menghindari musim hujan. Waktu terbaik untuk mengunjungi pantai ini adalah pagi atau sore hari (sekitar 08.00 – 15.00 WIB) saat suhu udara masih nyaman dan pantai belum terlalu ramai.
Menurut skor pariwisata yang dirilis oleh weatherspark.com, waktu terbaik untuk berkunjung ke Pantai Prigi adalah akhir Juni hingga akhir September, yaitu pada musim kemarau. Pada periode ini, Anda dapat menikmati pantai dengan kondisi lebih bersih dan jernih serta melakukan beragam aktivitas seperti berenang, snorkeling, diving, dan surfing.
Pantai Prigi cenderung lebih ramai saat liburan sekolah atau hari libur nasional. Bagi yang mencari ketenangan, disarankan untuk menghindari kunjungan pada hari-hari tersebut. Selalu periksa cuaca sebelum berkunjung ke Pantai Prigi, karena cuaca buruk dapat memengaruhi aktivitas wisata Anda. Ikuti juga anjuran pihak berwenang jika ada kondisi cuaca yang buruk untuk keselamatan Anda.
3. Pantai Taman Kili-kili
Pantai Taman Kili Kili, yang terletak di Desa Wonocoyo, Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek, telah menjadi tempat konservasi penyu yang mengesankan di Jawa Timur. Sebelumnya dikenal sebagai Pantai Kambal, kawasan ini telah menjadi tempat berkembang biak bagi penyu selama bertahun-tahun. Namun, masa lalu gelap menyelimuti pantai ini, karena penyu-penyu yang mendarat di sini sering kali menjadi korban perburuan dan eksploitasi.
Pada masa lalu, penyu-penyu yang naik ke pantai ini sering kali diburu, dibunuh, dan telur-telur mereka diambil untuk dijual. Daging penyu bahkan memiliki harga yang lebih tinggi daripada daging sapi karena banyak orang mempercayai manfaatnya sebagai obat kuat dan obat kecantikan.
Untuk mengakhiri praktik berburu dan eksploitasi ini, masyarakat Desa Wonocoyo bersatu dan membentuk Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) konservasi penyu di Pantai Taman Kili Kili pada tahun 2010. Langkah ini diambil sebagai respons atas ancaman terhadap penyu dan habitatnya.
Perjuangan mereka akhirnya membuahkan hasil dengan dikeluarkannya Peraturan Desa (Perdes) Wonocoyo No. 3 Tahun 2014 tentang konservasi penyu. Peraturan ini memberikan landasan hukum yang kuat untuk melindungi penyu dan habitatnya.
Selama perkembangannya, kelompok ini tidak hanya berfokus pada penyelamatan penyu, tetapi juga berusaha menjaga kelestarian lingkungan sekitar yang menjadi habitat penyu. Mereka memastikan hutan-hutan tetap terjaga, dan menghindari pembuangan sampah ke laut yang dapat membahayakan penyu.
Pantai Taman Kili Kili juga memiliki sejarah menarik dengan kedatangan Penyu Blimbing, penyu terbesar yang pernah mendarat dan bertelur di sana sekitar tahun 2000-an. Sejak tahun 2010, setidaknya ada tiga jenis penyu yang secara rutin mendarat dan bertelur di Pantai Taman Kili Kili, yaitu Penyu Lekang atau Penyu Abu-Abu, Penyu Hijau, dan Penyu Sisik.
Namun, perlu diingat bahwa penyu hijau terakhir kali mendarat di pantai ini pada tahun 2014, dan penyu sisik terakhir kali mendarat pada tahun 2016. Oleh karena itu, saat ini konservasi penyu di pantai ini fokus pada pelestarian penyu lekang.
Diperkirakan setiap tahun, sekitar 70 hingga 90 ekor penyu mendarat di Pantai Taman Kili Kili, dan hampir semuanya adalah jenis penyu lekang atau penyu abu-abu. Keberhasilan konservasi ini tidak luput dari pengakuan, dengan pantai ini meraih penghargaan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur pada tahun 2014 sebagai konservasi penyu berbasis masyarakat terbaik di Jawa Timur. Pada tahun 2020, Gubernur Jawa Timur juga menetapkannya sebagai Kawasan Ekosistem Esensial (KEE), menjadikan Pantai Taman Kili Kili sebagai lumbung kehidupan bagi penyu dan lingkungannya.
4. Pantai Pelang
Pantai Pelang, yang terletak di Desa Wonocoyo, Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek, merupakan salah satu destinasi alam yang memukau di Jawa Selatan. Dengan keindahan alamnya yang eksotis, Pantai Pelang menawarkan berbagai atraksi wisata yang tak boleh dilewatkan.
Pantai Pelang bisa dijangkau dengan perjalanan sekitar 58 kilometer dari pusat kota, dengan waktu tempuh sekitar dua jam. Meskipun perjalanan cukup panjang, pengunjung akan merasa semua lelah terbayar lunas ketika tiba di sana.
Selama perjalanan menuju Pantai Pelang, pengunjung akan disuguhi pemandangan yang memukau. Mereka akan melewati jalan berkelok, naik turun bukit, dan melintasi ladang-ladang milik warga setempat.
Selain itu, pemandangan alam yang indah juga akan mempesona mata pengunjung. Gunung-gunung yang menjulang, pepohonan hijau yang rimbun, dan pemukiman warga yang terhampar di kaki bukit akan menambah keindahan perjalanan.
Tapi, daya tarik utama Pantai Pelang terletak pada atraksi wisatanya yang unik yang hanya bisa ditemukan di sini. Pantai Pelang memiliki tebing-tebing tinggi, air terjun yang menawan, hutan pinus yang menyejukkan, dan sungai yang mengalir tenang. Air terjun di Pantai Pelang memiliki air yang jernih dan segar, terletak di sebelah barat pantai dan hanya berjarak beberapa meter dari bibir pantai.
Airnya yang begitu jernih mengundang siapa pun untuk mandi di bawah air terjun ini. Setiap musim liburan, banyak anak-anak dan orang dewasa yang menikmati momen berenang di bawah air terjun ini.
Bagi yang tidak ingin basah-basahan, masih bisa menikmati keindahan air terjun ini dengan mengabadikannya dalam foto-foto yang menakjubkan. Keelokan air terjun ini dipertegas dengan tumbuhan hijau yang tumbuh di sekitarnya, bahkan ada yang tumbuh tepat di bawah air terjun, serta endapan mineral yang menghiasi air terjun tersebut.
Di sekitar Pantai Pelang, terdapat juga hutan pinus yang teratur berjejer. Pepohonan yang rindang ini nyaman sekali digunakan sebagai tempat berteduh. Pengunjung bisa membawa tikar dan camilan dari rumah untuk piknik di bawah rindangnya pepohonan pinus ini, sambil menikmati keindahan alam sekitar. Suara ombak yang tenang dan angin sepoi-sepoi akan menjadi pelengkap sempurna untuk piknik yang menyenangkan ini.
Pantai Pelang juga memiliki muara, tempat di mana sungai bertemu dengan laut, yang cenderung dangkal dan aman untuk bermain air. Ini merupakan alternatif yang lebih aman daripada bermain di tepi pantai yang memiliki gelombang besar dan berbahaya.
Pantai Pelang memiliki luas sekitar 50 hektare, yang merupakan ukuran yang cukup besar untuk sebuah pantai. Ini memungkinkan pengunjung untuk menjelajahi sepanjang pantai dengan leluasa sambil mengabadikan momen indah dengan kamera mereka. Ada banyak spot foto dan video yang instagramable dan estetik di sekitar Pantai Pelang, seperti di sekitar tebing, menjelajahi jalan setapak menuju pantai, atau membuat video perjalanan di air terjun.
Selain itu, Pantai Pelang juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memadai untuk kenyamanan pengunjung, seperti mushola, kamar mandi, rumah makan, toko oleh-oleh, gazebo, tempat parkir, dan banyak lagi. Dengan semua yang ditawarkan oleh Pantai Pelang, ini adalah destinasi yang wajib dikunjungi bagi pecinta alam dan penggemar pantai. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk menjelajahi keindahan alam Pantai Pelang di Trenggalek yang menawan ini. (usm/hdl)