Jakarta (pilar.id) – Kementerian Pertanian Republik Indonesia sedang gencar melakukan kampanye budi daya tanaman sehat (BTS). Terutama di wilayah Kalimantan Tengah. Bahkan Kementan sudah menyiadak lahan pertanian seluas 500 hektar.
Lahan tersebut berada di Kelurahan Ampah, Kecamatan Dusun Tengah, Kabupaten Barito Timur (Bartim), Kalimantan Tengah. Program BTS ini nantinya akan menggunakan prisip Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
“Penerapan prinsif PHT itu dengan melakukan pengendalian dan penyuburan tanah menggunakan komponen-komponen pupuk hayati serta pembenahan tanah,” kata Direktur perlindungan tanaman pangan Kementerian Pertanian M. Takdir Mulyadi saat melakukan kunjungan ke lahan pertanian di Ampah, Sabtu (26/3/2022).
Untuk menyukseskan program BTS, selain menggunakan pupuk hayati, Kementan juga akan menyediakan varietas tanaman unggul yang tahan hama penyakit tertentu. Sekaligus didukung dengan penggunaan pestisida biologi dan pestisida nabati.
Dengan menggunakan kompos dan pestisida hayati ini, penggunaan pupuk dan pestisda kimia akan bisa dikurangi. Sehingga, hasil dari pertanian pun bisa lebih sehat dan terbebas dari unsur kimiawi buatan.
Takdir juga mengatakan bahwa program ini tidak hanya sebatas pada penerima manfaat saja pada saat ini. Tetapi program itu bisa langsung diteruskan berkesinambungan.
“Kita berharap kepada penyuluh pertanian dan UPT Dinas Pertanian kabupaten bisa meneruskan program ini ke depannya untuk membudidayakan tanaman sehat dengan menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan,” pintanya.
Selain mengalokasikan lahan untuk budi daya tanaman sehat, pihaknya juga dalam kunjungannya ini melaksanakan sosialisasi dalam rangka penggunaan agen setia hayati berbahan ramah lingkungan dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman atau hama penyakit pengganggu tanaman.
Menurut dia, dalam pengendalian hama penyakit melalui kegiatan itu menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan yang bisa dibuat sendiri oleh para petani.
“Kita memberdayakan petani untuk membuatnya sendiri seperti yang dilakukan para petani di Kelurahan Ampah ini yang menggunakan akar tuba dalam pengendalian hama putih palsu dan hama tungro,” terang Takdir Mulyadi.
Ia menjelaskan, pengendalian hama dengan metode itu merupakan hal yang sangat bagus dan pihaknya akan terus mengembangkannya melalui Program Pemberdayaan Petani Pemasyarakatan PHT (P4).
Dalam program tersebut, para petani diberdayakan membuat bahannya sendiri dari lokasi-lokasi yang spesifik dilokasi itu sendiri yang diaplikasikan kepada kelompok tani sendiri.
“Ini merupakan upaya bagus guna menekan biaya produksi dan juga kondisi lahan sehat. Kemudian produknya sehat serta petani tidak terpapar pestisida yang berasal dari bahan kimia, sehingga kita memperoleh pertanian berkelanjutan yang sehat dan dapat diwariskan kepada anak cucu kita di masa mendatang,” jelasnya.
Melalui program tersebut, hasil pertanian sehat dan produksi pertanian juga akan meningkat, sehingga kesejahteraan para petani juga akan terus mengalami peningkatan.
Takdir Mulyadi menambahkan, pihaknya akan berupaya membuat regulasi jaminan mutu terhadap produk yang dihasilkan para petani tersebut agar bisa berkualitas dan produk yang dihasilkan para petani itu akan diawasi serta dikawal melalui laboratorium serta BPTPH provinsi.
“Dengan demikian lanjut dia, penerima manfaat akan lebih efektif dalam penggunaannya,” ucap Takdir Mulyadi.
Kepala Seksi Layanan Teknis pada Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) provinsi Kalimantan Tengah, Vinolia Tantri menyampaikan, penggunaan bahan alami ini guna menciptakan pangan yang sehat, dan ramah lingkungan.
“Sejak 2020 lalu, kita dialokasikan untuk membudidayakan tanaman pangan yang sehat di Kalimantan Tengah ini dan kita menyosialisasikan untuk penggunaan bahan alami dan ramah di lingkungan dalam mewujudkan pangan yang sehat,” jelasnya.
Tahun 2022 ini, Kalimantan Tengah dialokasikan budi daya pangan sehat sebesar 700 hektare yang terdiri dari Barito Timur 500 hektare dan Kabupaten Kapuas sebanyak 200 hektare dan diharapkan bisa panen pada periode April dan September 2022 ini. (fat/antara)