Jakarta (pilar.id) – Seperti yang dikatakan Presiden Joko Widodo sekitar 3,5 tahun lalu, winter is coming. Saat ini Indonesia dan dunia dilanda pandemi covid-19 yang mengakibatkan semua sektor luluh lantak.
Dalam sambutannya di depan menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara G20, Jokowi mengajak negara di dalam G20 untuk melakukan terobosan yang bermanfaat bagi perubahan dunia.
Ia mengatakan dan memakai istilah winter is coming saat acara pertemuan tahunan IMF-World Bank di Bali pada Oktober 2018. Winter yang pas dengan kondisi terkini ialah bencana pandemi covid-19 dan menyebabkan ekonomi dunia terguncang.
Kata dia, dalam situasi seperti ini tidak ada satu negara pun yang bisa bangkit sendirian. Semua negara saling terkoneksi, tidak ada yang terisolasi. Menurut dia, kebangkitan satu kawasan akan membangkitkan kawasan lainya. Begitu pun sebaliknya, keruntuhan satu kawasan akan meruntuhkan kawasan lainnya.
“Dalam situasi seperti ini bukan saatnya untuk rivalitas, bukan saatnya untuk membuat ketegangan baru yang mengganggu pemulihan dunia. Apalagi yang membahayakan keselamatan dunia. Sebagaimana yang terjadi di Ukraina saat ini,” kata Jokowi saat membuka Pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) Jalur Keuangan Presidensi G20 Indonesia, Kamis (17/2/2022).
Menurut dia, saat ini semua pihak harus menghentikan rivalitas dan ketegangan. Semua negara harus fokus untuk bersinergi untuk berkolaborasi menyelamatkan dan membangkitkan dunia agar bisa segera bangkit dan pulih kembali.
Ketidakpastian global harus dihadapi dengan sinergi dan kolaborasi. Seluruh negara harus bekerja sama mengendalikan inflasi yang cenderung meningkat. Di sisi lain, dunia harus mengantisipasi kelangkaan dan kenaikan harga pangan. Semua negara harus mengatasi kelangkaan kontainer dan rantai logistik lainnya. Terpenting, jangan sampai ada negara yang penduduknya kelaparan.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga bilang, semua negara mempunyai tugas untuk melakukan transformasi. Mulai dar mempercepat proses transisi menuju ekonomi baru, mempercepat transformasi digital yang merata dan terjangkau, serta mendukung kebangkitan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Pertemuan antara menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari negara-negara G20 pasti bisa merumuskan langkah-langkah kebijakan fiskal dan moneter yang saling bersinergi antar-negara untuk menyelesaikan permasalahan kita bersama, permasalahan dunia,” tegasnya.
Dia menegaskan, semua negara harus berkolaborasi untuk menangani isu-isu strategis global dengan capaian-capaian yang nyata dan terukur untuk mengatasi masalah dan juga mencegah masalah. Hal itu bertujuan agar pertumbuhan ekonomi dunia bisa inklusif dan berkelanjutan.
Dengan semangat recover together, recover stronger, Indonesia mendorong pembahasan agenda-agenda prioritas dunia. Ia mengajak negara G20 untuk memperkuat arsitektur kesehatan global, memfasilitasi dan membiayai transisi energi menuju ekonomi hijau, serta mempercepat transformasi ekonomi digital.
Jokowi bilang, Indonesia sangat antusian menjalankan Presidensi G20 untuk berkontribusi pada dunia. Indonesia akan mendorong sinergi dan kolaborasi, termasuk sinergi dan kolaborasi antar-menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 dalam merumuskan kebijakan fiskal dan moneter yang tepat untuk mengatasi permasalahan dunia.
“Saya menaruh harapan besar pada para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara G20. Saya berharap pertemuan ini akan menghasilkan langkah-langkah sinergis dan kolaboratif yang konkret serta segera dilaksanakan dan segera tampak hasilnya. Recover together, recover stronger,” pungkasnya. (her/hdl)