Jakarta (pilar.id) – Survey terbaru menempatkan politikus PDI Perjuangan Ganjar Pranowo sebagai kandidat paling unggul dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024. Elektabilitas Ganjar jauh mengungguli rekan separtainya Puan Maharani yang juga digadang-gadang sebagai calon presiden terkuat (capres) dari PDI Perjuangan.
Pengamat politik Usep S. Akhyar mengatakan, pekerjaan rumah (PR) terbesar Ganjar adalah menemukan partai yang siap mengusungnya. Pasalnya, hingga saat ini PDI Perjuangan belum memutuskan capres yang bakal diusungnya.
“Tapi sebagian sudah pro kontra, ada yang ke Puan, ada ke yang lain,” kata Usep, di Jakarta, Rabu (11/5/2022).
Selain itu, Ganjar juga tak boleh lengah. Sembari menunggu tiket yang akan diberikan oleh Ketum PDI Perjuangan, Ganjar disarankan untuk terus meningkatkan elektabilitasnya menjadi lebih tinggi lagi.
Sehingga, bila PDI Perjuangan akhirnya memutuskan untuk mengusung calon lain, itu merupakan sebuah kerugian tersendiri bagi parpol tersebut. “Karena elektabilitasnya tinggi,” kata Usep.
Direktur Populi Center ini menambahkan, hal sama juga terjadi untuk Anies Baswedan. Meski elektabilitasnya cukup tinggi, tapi tidak memiliki kendaraan politik.
“Jadi ya sementara undang-undang tidak boleh independen, dalam konteks presiden. Kalau mau itu kan harus amandemen,” katanya.
Baik Ganjar maupun Anies, keduanya wajib memiliki kendaraan politik. Beruntungnya Ganjar sudah menjadi kader PDI Perjuangan. Sementara Anies, disarankan untuk lebih mendekati parpol pemenang pemilu 2019 atau yang saat ini duduk di parlemen.
Usep memastikan, Ganjar dipastikan akan legowo apabila nanti PDI Perjuangan akhirnya tidak memilihnya sebagai capres. Hal itu nampak dari loyalitas Ganjar yang hingga saat ini masih menunggu keputusan pimpinan partai.
“Agak susah juga kalau loncat partai yang tidak membesarkannya,” kata Usep.
Untuk diketahui, Ganjar memulai karir politiknya sebagai anggota DPR periode 2004-2009 lewat PDI-P. Sebelum menjadi Gubernur Jawa Tengah yang juga lewat PDI Perjuangan, ia juga masih sempat terpilih sebagai anggota Dewan dari partai yang sama.
“Makanya agak berat, sedikit peluang kalau loncat partai walaupun itu mungkin,” kata dia.
Ganjar akan menghitung untung rugi. Bila tidak dicalonkan sebagai capres, maka tidak menutup kemungkinan ia akan didapuk sebagai pejabat negara lainnya.
“Kalau di partai lain, sudah jadi elit atau tidak? Tentu harus cari tahu dulu. Karena di partai lain juga masih ada kader-kader senior,” ujar Usep. (ach/hdl)