Jakarta (pilar.id) – Menjelang tahun politik atau pemilihan umum, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan kepada seluruh petinggi Polri untuk tetap menjaga soliditas. Paling tidak, soliditas ditujukan mulai dari dalam internal Polri.
Setelah internal Polri solid, kata Jokowi, Polri barus menjaga soliditas dengan TNI jntuk bersama-sama mengurangi tensi politik yang tinggi ke depannya.
“Ini sudah masuk tahapan politik karena tahapan pemilu sudah berjalan sejak Juni 2022, harus ditunjukkan soliditas di internal Polri dulu. Rampung, kemudian soliditas TNI-Polri itu yang akan mengurangi tensi politik ke depan. Soliditas,” kata Jokowi seperti disaksikan dalam Yuoutube Sekretariat Presiden, Sabtu (15/10/2022).
Menurutnya, harus ada kepekaan petinggi Polri terkait posisi politik. Selain itu, sense of politic-peringgi Polri harus diperhatikan. Tidak bermain politik, tapi anggota Polri harus mengerti politik. Karena memang kita akan masuk ke dalam tahapan politik.
“Sekali lagi, kalau Polri solid, bergandengan dengan TNI, bolak-balik saya memberikan jaminan. Stabilitas keamanan dan politik kita, pasti akan baik. Tidak akan ada yang berani coba-coba. Kalau berani coba-coba ya tegas saja,” kata dia.
Kemarin, Jumat (14/10/2022), Jokowi memanggil petinggi Polri ke Istana Kepresidenan, Jakarta Pisat. Pemanggilan tersebut tertuang dalam surat telegram rahasia (TR).
Dari surat telegram diketahui panggilan kepada jajaran Polri itu berdasar pertemuan lewat zoom meeting pada Rabu (12/10/2022).
“Hasil rakor melalui zoom cloud meeting hari Rabu, 12 Oktober 2022, pukul 10.00 WIB yang dipimpin Kasetpres (Heru Budi Hartono) terkait rencana pengarahan Presiden kepada jajaran Kepolisian,” demikian isi surat telegram tersebut.
Panggilan kepada jajaran Polri ini rencananya akan diselenggarakan hari ini pukul 14.00 WIB. Pada TR tersebut tertuang panggilan ini ditujukan kepada Pejabat Utama Mabes Polri, Kapolda seluruh Indonesia, dan Kapolres/tabes seluruh Indonesia.
Dalam surat tersebut juga tertulis bahwasannya Polri yang datang diharuskan memakai seragam dinas tanpa penutup kepala dan tongkat. Para yang terundang pun dilarang membawa handphone dan hanya boleh membawa alat tulis.
“Peserta tidak diperkenankan membawa ADC, tidak membawa HP, hanya membawa buku catatan dan pulpen.”
Peserta yang hadir pun diutus untuk melakukan PCR terlebih dahulu yang difasilitasi Pusdokes Polri. Para Polisi yang hadir juga akan salat jumat di Gedung Krida Bhakti, Sekretariat Negara.
“Menindaklanjuti rakor (rapat koordinasi) tersebut, dimohon kepada pejabat utama Mabes Polri dan Kapolda beserta para Kapolres yang ada di jajarannya untuk hadir guna menghadiri giat pengarahan Presiden dimaksud.” (her/fat)