Yogyakarta (pilar.id) – Meski cuaca sangat terik, ratusan pengunjung antusias mengantre untuk bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian (GMS) melalui teropong teleskop di Playground Taman Pintar Yogyakarta, Kamis (20/4/2023).
Dari pantauan, Yogyakarta menjadi provinsi paling awal terjadinya gerhana matahari, tepatnya pukul 09.26 WIB. Kemudian puncak gerhana pada pukul 10.48 WIB dan berakhir pukul 12.16 WIB.
“GMS di DIY hanya tertutup 52,5 persen. Berbeda dengan daerah di wilayah timur Indonesia,” kata Pemandu Komunitas Astronomi Penjelajah Langit, Raka Krisna Setya Adi di sela pemantauan gerhana.
Dijelaskan Raka, pihaknya menyediakan lima teleskop dengan filter, kacamata gerhana matahari, proyeksi live view, saringan dapur juga dedaunan di sekitar pantauan yang bisa masyarakat gunakan.
“Saringan dapur ini memproyeksikan sumber cahaya matahari yang tertutup bulan ke tanah. Kemudian juga yang paling sederhana melalui sela-sela dedaunan, nanti akan terlihat,” terangnya.
Kegiatan ini, kata Raka selain mengenalkan astronomi kepada masyarakat juga mengedukasi bahwa gerhana matahari aman apabila dilihat dengan cara yang benar.
“Dulu sekitar tahun 1980-an, gerhana matahari itu dianggap berbahaya sampai orang-orang sembunyi di bawah kolong. Kita ingin menunjukkan kalau fenomena ini aman dilihat pakai media-media tadi,” bebernya.
Sementara, salah seorang pengunjung, Nina mengaku senang bisa melihat fenomena langka ini. Dia bersama keluarganya rela panas-panasan mengantre untuk melihat secara langsung GMS dari teleskop dan juga mencoba media pantau lainnya.
“Senang, seru tadi lihat lewat teleskop, kacamata matahari juga lihat dari saringan. Jarang-jarang juga kan ada, kebetulan pada libur semua jadi sekalian bawa anak-anak kesini untuk belajar sains,” tutupnya. (riz/hdl)