Jombang (www.pilar.id) – Pedagang pentol keliling biasanya identik dengan rombong yang membawa sepanci penuh pentol, tahu, siomay, serta membawa pelengkap makanan ringan ini, seperti saus, kecap, serta gorengan, yang berkendara dengan motor atau onthel.
Namun ada yang berbeda dari rombong Muhammad Lutfan Efendi. Di salah satu sisinya, terdapat sejumlah buku yang telah disiapkan untuk pelanggannya. Buku diperolehnya dari perpustakaan daerah setempat, serta komunitas Taman Baca Jombang yang ia ikuti.
“Biasanya buku cerita fiksi untuk anak-anak Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), ada juga buku Novel buat Sekolah Menengah Atas (SMA),” sebut pria asal Jombang ini.
Cak Pan, sapaan akrabnya ini. Bercerita, jika idenya muncul saat dirinya melihat anak-anak di desanya, sudah mulai kecanduan gadget dan khawatir jika anak-anak tersebut, tak sering membaca maka kelak keadaannya akan seperti dirinya.
Atas kesadaran itulah, akhirnya bapak dua anak ini, menyisihkan tempat untuk menaruh beberapa buku di bulan Juni 2020 di rombongnya, yang bertujuan menggerakkan kegiatan literasi dini kepada anak-anak, sembari menunggu pesanan pentol disajikan.
“Biasanya saya pinjamkan buku-bukunya, saya catat yang pinjam dan mengembalikan. Bisa dalam sehari 60 orang yang pinjam buku,” jelas pria yang telah berjualan pentol keliling sejak tahun 2016.
Ia juga menjelaskan, jika diawal anak-anak merasa takut dan mengira dirinya sedang menjual buku. Tetapi segera, Cak Pan mengajak anak-anak untuk mengambil dan membacanya. Meskipun, harus menunggu lebih lama, agar mereka tuntas membacanya.
Buku-buku tersebut setiap sebulan sekali akan diperbaharui. Agar pelanggan tak merasa bosan dengan buku-buku yang dibawanya. “Tergantung yang bacanya, kalau semua sudah dibaca dalam seminggu, ya akan saya ganti dua Minggu sekali,” ucap Cak Pan yang juga mengikuti komunitas literasi di Jombang ini.
Ia mengaku, ada perbedaan yang dirinya rasakan sebelum dan saat ini, yaitu adanya kepuasaan batin yang tak hanya sekedar berjualan mencari keuntungan, tetapi juga bisa memberikan manfaat kepada pelanggannya.
Kedepan, Cak Pan berharap dari kegiatannya ini, dia bisa mengedukasi dan menumbuhkan minat membaca kepada anak-anak di desanya dan bisa memiliki perpustakaan atau taman baca sendiri
“Perpustakaan mini atau taman baca yang bukunya milik pribadi saya, sebagai tempat tongkrongan anak-anak sekitar. Kalau lihat anak-anak itu perasaannya damai, seperti tidak ada beban,” harapnya. (jel)