Semarang (pilar.id) – Kegigihan seorang produsen bandeng presto di Semarang, Yunita Safitri patut diacungi jempol. Adanya pandemi beberapa waktu lalu, mengharuskan suaminya kehilangan mata pencaharian.
Tak tinggal diam Nita, panggilan Yunita mulai memutar otak dan memperoleh ide usaha bandeng presto. Kendati banyak usaha sejenis, akhirnya muncul inovasi untuk membuka usaha produksi bandeng tulang lunak yang bernama Bandeng Presto Blendug.
Hingga akhirnya, usaha yang berada di Perum Griya Buana Blok AB nomor 7 Bangetayu, Kota Semarang, ini banjir pesanan dari berbagai daerah bahkan sampai luar negeri.
Nita mengaku bandeng presto olahannya berasal dari ikan bandeng sehat khas Semarang dimana produk yang ia jual terbebas dari tambahan MSG maupun bahan kimia yang berbahaya untuk kesehatan.
“Bandeng kami aman dan sangat dianjurkan dikonsumsi semua orang mulai dari anak-anak sampai lansia. Tidak perlu takut ada kandungan yang berbahaya,” ungkapnya, Senin (23/1/2023).
Nita menyebut presto olahannya mampu bertahan dalam kondisi suhu ruangan selama dua minggu. Sedangkan jika disimpan dalam chiller bisa awer tiga hingga empat minggu, dan bila mengendaki masa penyimpanan yang lama bisa disimpan di freezer dengan daya simpan hingga dua bulan.
Sebelum usahanya dilirik hingga pasar mancanegara, Nita mengikuti program Lapak Ganjar. Sebuah program yang bisa dimanfaatkan untuk membantu pelaku UMKM mempromosikan produknya secara cuma-cuma.
“Dulu untuk memasarkan produk, kami mengoptimalkan media sosial seperti promosi di Instagram kami. Selain itu, kami juga mengikuti promosi Lapak Ganjar untuk lebih mengenalkan produk kami,” kenangnya.
Gayung bersambut, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mereposting usaha miliknya di Lapak Ganjar dan semakin membuatnya dikenal banyak orang. Nita mulai kebanjiran pesanan, mulai dari pasar lokal hingga internasional.
“Setelah direpost beliau itu, penjualan juga naik. Yang awalnya hanya dari tingkat dalam kota, jadi antar kota, antar provinsi, di luar pulau Jawa sampai ada beberapa konsumen kami di Hongkong, Jepang, Malaysia, dan negara Asia lainnya,” jelasnya.
Nita mengungkapkan, para konsumen luar negeri yang meruapakn tenaga kerja Indonesia ini mengetahui usahanya dari Lapak Ganjar. Program ini, imbuhnya membuat usahanya semakin berkembang dan maju.
“Sebelum dibantu promosi Lapak Ganjar, penjualan produk sekitar ratusan bungkus saja. Namun, setelah produk kami direpost Pak Ganjar, penjualan produknya naik hingga ribuan bungkus,” terangnya.
Lapak Ganjar, kata Nita sangat banyak memberi peluang dan membantu pelaku UMKM untuk mengenalkan produknya tanpa perlu mengeluarkan biaya promosi. Program ini sangat membantu para pelaku UMKM yang tengah merintis usahanya dengan promosi gratis.
“Adanya Program Lapak Ganjar, kami merasa penjualan kami lebih tinggi dan tentu menambah penghasilan kami untuk mencukupi kebutuhan serta memperbesar usaha kami,” paparnya.
Selain menjual produknya di toko oleh-oleh di Semarang, Nita juga membuka kesempatan para reseller untuk memasarkan produknya dengan harga langsung dari produsen. (riz/hdl)