Jakarta (pilar.id) – Calon presiden nomor urut 03, Ganjar Pranowo, menjalani pertemuan yang penuh keakraban dengan pengurus gereja antardenominasi yang tergabung dalam Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI).
Pertemuan tersebut berlangsung di Grha Oikumene, Salemba, Jakarta, pada Senin (22/1/2024). Dialog yang terjalin antara Ganjar dan pengurus PGI berlangsung dalam suasana akrab dan hangat. Mereka pun bicara banyak hal, mulai dari ciri pemimpin menurut alkitab hingga reformasi 1998.
Ketua Umum PGI, Pendeta Gomar Gultom, menyambut kedatangan Ganjar begitu tiba di Grha Oikumene. Turut mendampingi Ganjar adalah Bendahara Umum PDI Perjuangan, Olly Dondokambey, Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Yenny Wahid, dan Ketua Umum DPP Perindo, Hary Tanoesoedibjo.
Setelah tiba, Ganjar langsung diajak oleh Ketua Umum PGI, Pendeta Gultom, untuk bersama-sama menikmati sarapan di ruangan tertutup. Selanjutnya, Ganjar bertemu dengan puluhan pengurus PGI dari berbagai daerah di Indonesia.
“Pak Ganjar datang, ada yang tiba-tiba datang dari Lampung, ada dari Sulawesi Utara, artinya dukungan terhadap Pak Ganjar sangat luas,” ungkap Pendeta Gultom.
Pendeta Gultom kemudian menyinggung ciri-ciri pemimpin yang baik menurut Alkitab, khususnya dalam Kitab Keluaran 18 ayat 21. Beliau menyebutkan bahwa pemimpin yang baik haruslah cakap, takut kepada Allah, dan membenci pengejaran suap.
“Maka pilihlah orang (pemimpin) berdasarkan track recordnya. Jelas sekali pada ayat,” ujar Pendeta Gultom.
Setelah pengantar dari Pendeta Gultom, Ganjar berbicara mengenai berbagai topik terkait kepemimpinan dan pengalaman-pengalamannya selama menjadi aktivis pada era Reformasi 1998, anggota DPR RI, hingga menjadi Gubernur Jawa Tengah selama dua periode.
Dalam suasana yang penuh keakraban, Ganjar menjalani dialog dengan para pengurus PGI. Terkadang, Ganjar memberikan candaan, yang membuat puluhan perwakilan gereja tertawa.
Masing-masing dari mereka memberikan tiga pernyataan, termasuk harapan dan pertanyaan. Ganjar menekankan bahwa tokoh agama dan masyarakat memiliki peran kunci dalam menghadapi tantangan demokrasi saat ini.
“Saya sampaikan kepada beliau-beliau bahwa kondisi demokrasi yang sedang berjalan dan menjelang pemilihan umum banyak distorsi yang terjadi. Ini pentingnya tokoh agama, tokoh masyarakat, civil society untuk mengawal. Jadi ini penting banget agar Pemilu 2024 berjalan dengan baik,” ungkap Ganjar. (rio/hdl)