Kapuas Hulu (pilar.id) – Pulau Majang terletak di Kecamatan Badau Kabupaten Kapuas Hulu. Belasan jurnalis di Kota Pontianak mendapat kesempatan mengunjungi kawasan tersebut yang menjadi salah satu kegiatan dalam Capacity Building yang dilaksanakan Bank Indonesia.
Pulau Majang berada di dalam kawasan Konversasi Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) yang merupakan jantung Kalimantan dan menjadi salah satu paru-paru dunia. Dari beberapa pulau yang ada di Danau Sentarum, Pulau Majang menjadi salah satu pulau yang dihuni oleh masyarakat Kapuas Hulu.
Saat mengunjungi salah satu rumah produksi di Pulau Majang, kami para jurnalis disuguhkan makanan khas warga Kapuas Hulu dengan bahan dasar ikan yang ada di kawasan tersebut. Kerupuk Basah yang biasa disebut warga Hulu adalah Temet menjadi makanan yang kami tunggu-tunggu karena di Pontianak jarang sekali ditemui tentu dengan bahan dasar ikan Belidak dan ikan khas lain yang hanya ada di Kabupaten terujung Kalbar itu.
Dengan penyuguhan yang sangat sederhana kami bisa merasakan nikmatnya Kerupuk Basah atau Temet yang menjadi salah satu mata pencaharian 963 warga Pulau Majang. Tak terlewat saus kacang menjadi panganan sore yang begitu diminati warga Kalbar dan Kapuas Hulu pada umumnya.
Bentuk dari Temet sendiri saat belum dikukus diolah dengan tepung dan sedikit bumbu seperti garam lada bawang putih dan penyedap rasa. Meski Namanya kerupuk basah namun Temet sama sekali tak terlihat seperti layaknya kerupuk.
Temet bisa diolah dengan digoreng namun biasanya Temet atau Kerupuk Basah hanya dikukus dan dapat langsung disantap bersama saus kacang atapun sambal yang dicairkan dengan campuran perasan jeruk Pontianak.
Kepala Desa Pulau Majang Mus Mulyadi mengakui meski banyaknya bahan dasar seperti ikan belidak ikan toman yang ada di Pulau Majang, namun rumah produksi yang telah berjalan satu tahun itu masih mengalami kendala terutama untuk Sumber Daya Manusia (SDM).
“Dari 963 warga kami disini yang menjadi anggota rumah produksi kami hanya puluhan. Ini yang menjadi kendala sehingga proses pengerjaan termasuk produksi kami agak lama karena dengan bahan yang kami punya untuk memasarkan kami hanya memiliki produk yang sedikit,” ungkapnya kepada pilar.id.
Rumah Produksi yang ada di Pulau Lumajang memiliki alat produksi untuk penggilingan daging sehingga selain temet, mereka memproduksi sosis dan juga pengadaan madu dari hasil budi daya warga di Pulau Lumajang.
“Kalau ada tamu kunjungan seperti ini produksi kami banyak yang membeli hanya saja ketika ada promosi diluar Pulau kami belum mampu memproduksi lebih dikarenakan SDM yang sangat sedikit,” terangnya.
Demikian pula dengan pengemasan, diakui Mus Mulyadi jika pengemasan madu yang mereka produksi masih memerlukan penanganan agar saat diterima dan dipasarkan keluar dari Pulau Majang, madu masih tetap segar dan siap dikonsumsi.
“Madu kami disini khas sekali terutama untuk bidang kesehatan sangat baik sekali,” ucapnya.
Dukungan BI akan Perkembangan UMKM di Pulau Majang Kawasan Konservasi Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS)
Bahwasannya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu roda penggerak perekonomian di Kalimantan Barat.
Kepala Perwakilan BI Kalimantan Barat Agus Chusaini mengaku sangat mengapreasi warga Pulau Majang dan terutama mereka yang mau bergabung Bersama di Rumah Produksi Pulau Majang tersebut.
‘Ada bermacam produksi makanan dan bisa daya beli semakin cepat diterima untuk masyarakat. Keunikan sangat luar biasa dan pariwisata yang sangat bisa diperluas. Semoga dengan kedatangan kami disini bisa mendukung pariwisata yang ada di Danau Sentarum terrmasuk pengembangan UMKM,” kata Agus Chusaini. kepada para jurnalis yang mengikuti rangkaian Capacity Building di Danau Sentaraum.
Jumlah UMKM di Kalbar sampai dengan bulan Mei 2021 telah hampir mencapai sekitar 182.707. Usaha Mikro daerah masih mendominasi dengan kontribusi mencapai 91,23 persen dan usaha menengah 7,95 persen. Namun yang sudah memiliki izin baru 13.827 pelaku usaha.
Dengan adanya data tersebut, Bank Indonesia berharap ekonomi masyarakat tumbuh sehingga kesejahteraan semakin baik dan semoga membaik. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat, Agus Chusaini juga mengaku sangat optimis untuk sektor pariwisata ditahun 2023 akan terus menggeliat, karena di tahun sebelumnya pemerintah telah mengembangkan bidang pariwisata.
“Agar ketika pandemi selesai, Kalbar tidak telat sehingga akan cepat pulih, kerena jika pariwisata maju dan berkembang, otomatis para pelaku UMKM juga akan hidup dan berkembang. Karena seiring perkembangan pariwisata itu diharapkan produk-produk UMKM banyak yang dibeli oleh pengunjung atau wisatawan yang datang ke Kalbar, di antaranya ke Danau Sentarum,” urai Agus.
Ditegaskannya lagi wujud dukungan Bank Indonesia cukup banyak, termasuk dalam bentuk fisik seperti bentuk pelatihan dan lainnya tentu akan menyesuaikan dengan kebutuhannya.
“Termasuk melalui pameran Pariwisata, kita sering mengajak juga Disporapar untuk melakukan pameran, yang sudah dilakukan maupun di even-even internasional untuk Kalbar agar lebih banyak wisatawan yang hadir,” imbunya.
Mendukung segala sektor terutama dalam peningkatan perekonomian terus dilakukan Bank Indonesia termasuk di sektor pariwisata.
“Sedangkan bantuan yang kita beritakan disesuaikan dengan kebutuhan, seperti di Mempawah waktu itu kita kembangkan mangrove, apa saja yang diperlukan dan bagaimana bisa diajukan, kalau dengan program ini biasanya hanya pelatihan, kemudian dengan alat-alat kebersihan, karena jujur saja kadang di tempat wisata itu kurang bersih. Jadi, kita evaluasi apa yang mereka butuhkan kita akan coba penuhi semampu yang kita miliki, karena kita juga ada keterbatasan anggaran juga, sehingga kita sesuaikan kira-kira program yang bisa kita bantu,” paparnya lagi.
Wagub Kalbar Dukung UMKM Menuju Peningkatan Ekonomi dan Kemandirian Daerah
Dukungan Terhadap UMKM tidak hanya datang dari Bank Indonesia. Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan juga menyatakan dukungannya saat membuka secara resmi Seminar Nasional dengan mengusung tema “Penguatan UMKM Pasca Pandemi Covid-19 Menuju Kemandirian Ekonomi” yang diselenggarakan oleh Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia DPW Kalbar
Menurutnya pertumbuhan ekonomi di Kalbar pada kumulatif sampai triwulan I 2022 mengindikasikan keberhasilan yaitu sebesar 4,05 persen. “Peran aktif dari para Pelaku UMKM di Kalbar, dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi di Kalbar dan ini sangat baik sekali, selain itu PDRB kita juga menjadi meningkat,” jelasnya.
Bahwasannya langkah Pemerintah Provinsi Kalbar dalam memberdayakan UMKM yakni salah satunya dengan melakukan pengembangan serta inovasi untuk mewujudkan prinsip pengadaan barang/jasa yang lebih efisien dan efektif.
Mantan Bupati Mempawah dua periode itu berharap para Pelaku UMKM dapat mempersiapkan dan turut memelihara iklim investasi daerah agar UMKM Kalbar dapat naik kelas. “UMKM sudah terbukti mampu menjadi penyelamat ekonomi di saat paska pandemi Covid-19, sehingga Kalbar dapat menuju kemandirian ekonomi,” kata Wagub lagi.
Bidang Pemberdayaan Usaha Kecil menyampaikan bahwa belum semua pelaku UMKM melakukan pemasaran dan transaksi jual beli melalui media digital. Meski demikian pihaknya akan mendorong pelaku UMKM untuk tidak hanya melakulan pemasaran dan transaksi jual beli secara konvensional tetapi perlahan-lahan beralih kepada media digital.
Dinas KUKM Provinsi Kalbar telah menyediakan fasilitas untuk pemasaran produk UMKM secara gratis melalui website yang dibangun oleh Dinas KUKM Provinsi Kalbar. (din)