Jakarta (pilar.id) – Nama Vanessa Kirby, aktris asal Inggris yang terkenal di panggung, televisi, dan dunia film, langsung jadi bahan pembicaraan gara-gara penampilannya di Mission: Impossible – Fallout (2018) dan Mission: Impossible – Dead Reckoning Part One (2023).
Gayanya yang dingin dengan tatap mata tajam sebagai The White Widow, justru membangun imaji bintang cantik yang selalu bikin penasaran. Di sisi lain, ia juga terus menunjukkan kepiawaiannya dalam berbagai proyek seni.
Maklum, sejak tahun 2016 hingga 2018, Kirby juga berhasil memerankan Putri Margaret dalam seri Netflix The Crown karya Peter Morgan, di mana ia meraih Penghargaan BAFTA untuk Aktris Pendukung Terbaik dalam Seri Televisi pada tahun 2018.
Prestasinya tidak hanya terbatas pada layar kecil, tetapi juga di dunia perfilman. Vanessa memerankan Estella dalam adaptasi BBC dari Great Expectations, dan Joanna dalam film komedi romantis About Time karya Richard Curtis.
Di atas panggung, Vanessa Kirby telah memenangkan pujian dan berbagai penghargaan, termasuk untuk pertunjukan seperti A Streetcar Named Desire bersama Ben Foster yang kemudian dipentaskan di New York pada tahun 2016.
Variety bahkan menyebutnya sebagai ‘aktris panggung terbaik dari generasinya, yang mampu membuat pilihan-pilihan yang paling tak terduga’.
Setelah kesuksesannya di MI6, Vanessa juga mendapat peran utama dalam film aksi blockbuster lainnya, Fast and Furious Presents: Hobbs & Shaw pada tahun 2019.
Vanessa Kirby, yang besar di Wimbledon, London, memiliki latar belakang keluarga yang memberi pengaruh kuat. Ia tumbuh dalam situasi dimana dunia medis dan jurnalistik adalah ruh sehari-hari.
Ayahnya, Roger Kirby, adalah seorang ahli urologi dan ahli bedah prostat, sedangkan ibunya adalah mantan editor Majalah Country Living.
Selain itu, Vanessa juga terlibat dalam aktivitas sosial di lingkungan sekitarnya, seperti berbagi flat dengan saudari kandungnya, Juliet, yang bekerja sebagai agen teatrikal, dan sahabatnya di distrik Tooting, London sejak tahun 2019.
Di balik sukses yang kini dirasakan, Vanessa ternyata menyimpan masa lalu yang pahit. Di masa sekolah, ia sering menjadi korban perundungan. Namun, hal tersebut tidak menghalangi langkahnya untuk meraih prestasi di dunia seni.
Selain itu, Vanessa Kirby memiliki filosofi hidup yang menginspirasi. Ia berpendapat bahwa seseorang dapat memilih menjadi orang tua yang kejam dan jahat terhadap diri sendiri atau menjadi orang tua yang baik, penuh kasih, dan berbelas kasihan.
“Anda memiliki pilihan antara satu dan yang lain. Tetapi kecenderungan alami adalah menuju menjadi orang tua yang kejam pada diri kita sendiri. Pekerjaan setiap hari adalah menuju menjadi orang tua yang sejati, berbelas kasih, dan baik yang benar-benar penuh pengampunan, saya rasa. Dan Anda benar-benar perlu memantau orang tua mana yang Anda persembahkan kepada diri Anda sendiri,” kata dia.
Vanessa Kirby juga mengeksplorasi cinta terhadap panggung dan film. Meskipun panggung selalu dianggap sebagai rumahnya, keberaniannya memasuki dunia perfilman juga terbukti sukses.
Ia menyatakan bahwa film juga merupakan seni yang membutuhkan keahlian tersendiri, dan ia selalu merasa bahwa itu adalah tempat di mana seseorang harus meluangkan waktu, mirip ketika berada di atas panggung.
Dengan berbagai pencapaian dan visinya yang inspiratif, Vanessa Kirby terus menunjukkan eksplorasi dan dedikasinya dalam dunia seni yang beragam. Prestasinya yang gemilang memberikan inspirasi bagi para penggemar seni di seluruh dunia. (ret/hdl)