Jakarta (pilar.id) – PT Brantas Abipraya (Persero), sebagai perusahaan konstruksi BUMN terkemuka, semakin memantapkan posisinya dalam pembangunan bendungan dengan proyek terbarunya, Bendungan Mbay.
Proyek ini sedang dikerjakan di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan paket II diharapkan selesai pada tahun 2024.
Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Pj Gubernur NTT Ayodhia Kalake, Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do, dan Direktur Operasi I Muhammad Toha Fauzi turut memantau perkembangan proyek pada tanggal 6 Desember untuk memastikan penyelesaian tepat waktu.
“Bendungan Mbay adalah salah satu inisiatif Brantas Abipraya dalam mendukung program Pemerintah, yakni ketahanan air dan pangan nasional. Setelah selesai, bendungan ini diharapkan dapat meningkatkan produksi beras di Kabupaten Nagekeo hingga 2,5 kali lipat,” ujar Sugeng Rochadi, Direktur Utama Brantas Abipraya, seperti disampaikan dalam keterangan tertulisnya, Senin (11/12/2023).
Presiden Joko Widodo juga menyatakan bahwa pembangunan Bendungan Mbay adalah langkah penting dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional. Dengan kapasitas tampung hingga 51 juta meter kubik air, bendungan ini akan mengairi sekitar 4.200 hektare, termasuk pengembangan lahan seluas 1.900 hektare.
Bendungan Mbay, sebagai proyek strategis nasional (PSN), diharapkan dapat menghasilkan air baku sebanyak 0,21 m3/detik dan memberikan manfaat irigasi untuk 5.928 hektare lahan pertanian. Brantas Abipraya, dipercaya untuk membangun Paket II proyek ini, mencakup Bangunan Pengelak (Terowongan), Bangunan Pelimpah (Spillway), Bangunan Pengambilan (Intake), dan Pekerjaan Hidromekanikal & Elektrikal.
Direktur Operasi I, Muhammad Toha Fauzi, menambahkan bahwa selain Bendungan Mbay, Brantas Abipraya juga sedang aktif mengerjakan proyek bendungan dan irigasi lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia. Proyek-proyek tersebut, seperti Bendungan Sepaku Semoi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Bendungan Bener di Purworejo-Jawa Tengah, dan Bendungan Jragung di Jawa Tengah, mendukung upaya penopang air baku, ketahanan pangan, dan penanganan perubahan iklim.
“Pembangunan bendungan menjadi sangat penting dan menjadi bukti bahwa Brantas Abipraya selalu hadir untuk Indonesia dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global. Melalui bendungan, kita dapat meningkatkan produktivitas pertanian, menyediakan air bersih bagi masyarakat, dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal,” tutup Toha. (riq/hdl)