Jakarta (pilar.id) – PT Brantas Abipraya (Persero) terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kompetensi Insan Abipraya dan masyarakat sekitar melalui Program Tanggung Jawab Sosial (TJSL).
Disampaikan dalam keterangan persnya, Selasa (13/6/2023), salah satu inisiatif dalam program ini adalah Sertifikasi Kompetensi Kerja (SKK) Bidang Sumber Daya Manusia. Acara pengembangan sumber daya manusia (SDM) ini dilaksanakan pada tanggal 10 Juni 2023 di Kantor Pusat Brantas Abipraya di Jakarta.
“Dengan program ini, Abipraya menunjukkan komitmen seriusnya dalam mengembangkan kompetensi SDM melalui sinergi dengan program TJSL, yaitu Abipraya Pintar. Tidak hanya melibatkan Insan Abipraya, tetapi kegiatan SKK ini juga diikuti oleh mahasiswa dan dosen pengajar,” ungkap Tumpang Muhammad, Direktur SDM dan Umum Brantas Abipraya.
Menurut Tumpang, antusiasme peserta sangat tinggi dengan ribuan pendaftar. Namun, melalui proses seleksi, terpilihlah 100 peserta yang hadir untuk mengikuti kegiatan sertifikasi ini.
Brantas Abipraya tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga memberikan perhatian yang lebih pada peningkatan kompetensi SDM di Indonesia.
Selain berfokus pada pembangunan infrastruktur, Brantas Abipraya juga menunjukkan perhatian khusus terhadap peningkatan kompetensi SDM di Indonesia.
Ini adalah bukti konsistensi dan profesionalisme Brantas Abipraya dalam menerapkan budaya kompeten dengan nilai-nilai AKHLAK. Program ini juga merupakan kontribusi aktif dari BUMN yang bergerak dalam industri konstruksi.
Dalam kegiatan sertifikasi ini, Brantas Abipraya juga menunjukkan sinergi dengan Forum Human Capital (FHCI) BUMN. Lieke R Pangkie, Executive Director FHCI BUMN, juga hadir dalam acara tersebut.
“Kami berharap setelah menyelesaikan sertifikasi ini, peserta dapat meningkatkan kompetensinya dan berperan penuh dalam mendukung program Pemerintah untuk percepatan pemerataan tenaga kerja konstruksi yang bersertifikasi. Program ini adalah bukti nyata dukungan Abipraya dalam meningkatkan kompetensi dan memberikan nilai tambah bagi pekerja Indonesia,” tutup Tumpang. (mad/hdl)